Monday, September 30, 2013

[batavia-news] Mayoritas Publik Nilai Citra dan Kinerja DPR Periode 2009-2014 Buruk (RALAT)

 

res  Tidak mengherankan dan diajabikan, sebab DPR adalah singkatan dari "Dewan Penipu Rakyat".
 
 

Mayoritas Publik Nilai Citra dan Kinerja DPR Periode 2009-2014 Buruk

By
Ket Photo: Ruang Rapat DPR RI---net
Font size: Decrease font Enlarge font

Jakarta. Citra dan kinerja anggota DPR periode 2009-2014 memprihatinkan dan masih jauh dari harapan. Sejumlah kasus suap, korupsi, dan tindakan asusila yang melibatkan anggota Dewan terhormat itu dinilai publik telah mencoreng wajah parlemen Indonesia.

Demikian disampaikan peneliti Institut Riset Indonesia (INSIS), Mochtar W Oetomo saat memaparkan hasil jajak pendapat "Potret Citra dan Evaluasi Kinerja DPR 2009-2014: Bagaimana Wajah Parlemen Indonesia 2014-2019" di Hotel Atlet Century, Jakarta, Minggu (29/9).

Dalam temuan jajak pendapat ini diketahui responden yang menjawab citra DPR tidak baik sebanyak 38,5 persen, semakin tidak baik 26,1 persen dan baik 29,2 persen, semakin baik 1,9 persen dan tidak menjawab 4,3 persen. "Kalau diagregat maka publik menilai citra DPR tidak baik di atas 50 persen lebih. Ini bahaya buat wajah parlemen Indonesia masa kini dan masa mendatang," papar Mochtar.

Menurut dia, buruknya citra DPR disebabkan beragam persoalan. Sebanyak 55,3 persen responden menyatakan tidak puas dan sangat tidak puas dengan kapasitas anggota DPR. Adapun 79,5 responden tidak puasa dan sangat tidak puas mengenai moral anggota DPR (kasus Afrianto ataupun Ruhut Sitompul).

Sementara, sambung Mochtar sebanyak 81,4 persen responden menyatakan tidak puas dan sangat tidak puas dengan komitmen pemberantasan korupsi (kasus Nazarudin, Wa Ode, Angelina Sondakh, Emir Moeis).

Bahkan menurut dia sebanyak 78,3 persen responden menegaskan tidak puas dan sangat tidak puas soal kehadiran anggota DPR yang dinilai hanya hadir mengisi absen saja. "Anggota DPR tidak aspiratif, tidak ada komitmen terhadap janji berantas korupsi dan buruk dalam hal etika dan moral. Ini tugas berat buat anggota DPR kedepan terutama yang terpilih di 2014 nanti. 88 persen publik menolak kalau DPR minta naik gaji dan tunjangan demi menaikkan kinerja," ujar Mochtar.

Ia menambahkan sebanyak 77 persen reponden juga menyimpulkan kinerja anggota DPR 2009-2014 tidak baik. Hampir 50 persen publik menilai tidak puas terhadap kinerja DPR dalam membentuk UU, membahas APBN dan pengawasan UU dan APBN.

"73,9 persen mengaku tidak puas dengan kinerja DPR dalam hal menyerap aspirasi masyrakat dan 60,9 persen responden tidak puas terhadap kinerja DPR dalam memberi pendapat dan masukan kepada pemerintah," pungkas Mochtar.

Jajak pendapat ini dilakukan pada 17 Agustus - 20 September di 34 provinsi dengan menggunakan metode rambang berjenjang jumlah responden 1.070 orang. Margin of error tiga persen. Pengumpulan data sendiri dilakukan melalui wawancara tatap muka. (Rmol)

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment