res : Tanpa korupsi rezim neo-Mojopahit susah hidup.
Lawan Korupsi tidak Cukup Visi-Misi
Senin, 26 Mei 2014
FAKTA bahwa korupsi merupakan salah satu musuh paling besar bagi bangsa ini sejatinya sudah menjadi konsensus bersama. Perang terhadap korupsi pun terus digemakan dari waktu ke waktu, dari mimbar ke mimbar, juga dari visi dan misi calon pemimpin di Republik ini setiap ada kontestasi pemilihan umum.Namun, anehnya, tidak semua bersepakat untuk memerangi secara serius musuh tersebut. Kehebatan perang melawan korupsi di lapangan tak segarang dalam pidato dan rancangan di atas kertas. Bahkan, ada yang berulang-ulang menyebutkan bahwa menyapu lantai yang kotor tidak bisa dilakukan dengan sapu yang kotor pula, tapi tak merasa risih ketika bersekutu dengan sapu kotor tersebut. Alih-alih ikut menumpas aksi patgulipat, mereka yang berulang menyeru perang terhadap korupsi malah menasihati penegak hukum untuk tidak memolitisasi kasus korupsi.
Dalam kasus penetapan tersangka Menteri Agama Suryadharma Ali dalam soal pengurusan ibadah haji oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, misalnya. Kini mulai ada suara-suara yang menuding lembaga antirasywah tersebut bermain politik karena menetapkan tersangka jelang penentuan calon presiden dan wakil presiden. Argumentasi yang Rakyat kian paham dibangun para penuding mana yang serius ialah posisi kunci Suryadharma Ali yang juga Ketua memberantas korupsi Umum PPP dalam tim sukses secara nyata dan mana salah satu capres-cawapres. yang hanya menggelegar Mereka menyebut KPK sedalam suara.Sengaja memilih waktu saat menetapkan Suryadharma Silakan tanggapi sebagai tersangka.Editorial ini melalui Publik amat yakin dan cerdas untuk menilai apa yang dilakukan KPK merupakan langkah yang benar dan murni demi mewujudkan negeri ini bersih dari korupsi.
Kepada para penuding kita meminta untuk menghormati proses hukum. Dengan menyebut KPK telah memolitisasi kasus haji, justru pada titik itulah mereka, para penuding itu, tengah menarik persoalan hukum ke ranah politik praktis.Berkali-kali kita sebutkan dalam forum ini bahwa menghalangi pemberantasan korupsi sama saja dengan prokorupsi.Perjuangan melawan korupsi membutuhkan sikap autentik,yakni menyatunya antara perkataan dan perbuatan.Percuma terus-menerus beretorika siap memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya, baik dalam pidato maupun visi dan misi, tapi dalam perbuatan justru berkoalisi atau memaklumi perilaku korup. Itu artinya telah melakukan pecah kongsi antara perkataan dan perbuatan.Jangan heran jika banyak yang berpendapat pidato kencang memberantas korupsi sejatinya hanyalah kedok untuk menutupi laku lancung korupsi. Rakyat kian paham mana yang serius memberantas korupsi secara nyata, kendati mungkin tak terlalu banyak mengumbar suara, dan mana yang hanya menggelegar dalam suara tapi diam-diam memaklumi aksi jahat tersebut.
Dalam kasus penetapan tersangka Menteri Agama Suryadharma Ali dalam soal pengurusan ibadah haji oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, misalnya. Kini mulai ada suara-suara yang menuding lembaga antirasywah tersebut bermain politik karena menetapkan tersangka jelang penentuan calon presiden dan wakil presiden. Argumentasi yang Rakyat kian paham dibangun para penuding mana yang serius ialah posisi kunci Suryadharma Ali yang juga Ketua memberantas korupsi Umum PPP dalam tim sukses secara nyata dan mana salah satu capres-cawapres. yang hanya menggelegar Mereka menyebut KPK sedalam suara.Sengaja memilih waktu saat menetapkan Suryadharma Silakan tanggapi sebagai tersangka.Editorial ini melalui Publik amat yakin dan cerdas untuk menilai apa yang dilakukan KPK merupakan langkah yang benar dan murni demi mewujudkan negeri ini bersih dari korupsi.
Kepada para penuding kita meminta untuk menghormati proses hukum. Dengan menyebut KPK telah memolitisasi kasus haji, justru pada titik itulah mereka, para penuding itu, tengah menarik persoalan hukum ke ranah politik praktis.Berkali-kali kita sebutkan dalam forum ini bahwa menghalangi pemberantasan korupsi sama saja dengan prokorupsi.Perjuangan melawan korupsi membutuhkan sikap autentik,yakni menyatunya antara perkataan dan perbuatan.Percuma terus-menerus beretorika siap memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya, baik dalam pidato maupun visi dan misi, tapi dalam perbuatan justru berkoalisi atau memaklumi perilaku korup. Itu artinya telah melakukan pecah kongsi antara perkataan dan perbuatan.Jangan heran jika banyak yang berpendapat pidato kencang memberantas korupsi sejatinya hanyalah kedok untuk menutupi laku lancung korupsi. Rakyat kian paham mana yang serius memberantas korupsi secara nyata, kendati mungkin tak terlalu banyak mengumbar suara, dan mana yang hanya menggelegar dalam suara tapi diam-diam memaklumi aksi jahat tersebut.
__._,_.___
Posted by: "Sunny" <ambon@tele2.se>
Reply via web post | • | Reply to sender | • | Reply to group | • | Start a New Topic | • | Messages in this topic (1) |
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment