"Hallo, saya butuh ambulans untuk di Balai Kota, segera!" kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama
di Balai Kota, Jumat pekan lalu. Ucapan Ahok itu bukan main-main. Dia
sedang menguji layanan kesehatan terpadu di Ibu Kota melalui telepon
119
Ucapan Ahok tadi di luar skenarionya. Semestinya, setelah tersambung
dengan petugas di ujung telepon, Ahok kemudian bertanya tentang
informasi rumah sakit mana yang bisa menampung pasien, bukan ambulans.
Mantan Bupati Belitung Timur itu mengaku sengaja bertindak di luar
rencana. "Saya bertanya yang sulit untuk memastikan kesiapan petugas,"
ujarnya.
Sistem layanan kesehatan terpadu ini diluncurkan untuk membantu
masyarakat mendapatkan informasi tentang rumah sakit sehingga bisa
melayani pasien secara optimal. Caranya mudah, dengan menekan nomor 119
di telepon, maka Anda akan tersambung dengan operator informasi
kesehatan darurat. Jangan pula khawatir kantong bakal jebol. Pasalnya,
layanan ini bebas pulsa.
Ahok menjelaskan, sistem tersebut nantinya akan terkoneksi dengan
Intelligence Transport System milik Dinas Perhubungan. Dengan
menambahkan GPS pada setiap unit ambulans, maka bisa diketahui kondisi
jalan menuju tempat tujuan dan memperhitungkan waktu tempuhnya.
Selain Ahok, Kepala Dinas Kesehatan Dien Emmawati menjajal layanan
baru itu. Kali ini, dia bertanya sesuai dengan "prosedur". Dien meminta
informasi tentang ruang perawatan kelas III di sejumlah rumah sakit
daerah di Jakarta. Operator kemudian memberikan data yang diinginkan.
Ahok kemudian berujar lagi."Ada pengantin baru nih di sini butuh
ambulans," katanya sambil tertawa. Kalau ucapan yang terakhir ini, tentu
Ahok hanya main-main. Sambungan telepon terputus. Simak DKI Jakarta dan permasalahannya di sini.
No comments:
Post a Comment