Saturday, March 9, 2013

AS Sesalkan Korut yang Memilih Jalur Perang

Amerika Serikat pada Sabtu menyesalkan keputusan Korea Utara yang memilih berperang dalam menanggapi sanksi keempat PBB terkait program nuklir dan peluru kendali balistik.
Pyongyang sebelumnya mengeksprsikan kemarahannya terhadap sanksi baru PBB pada Jumat dengan membatalkan semua pakta unilateral non-agresi bersama Korea Selatan. Keputusan Korut tersebut memicu kekhawatiran bagi Washington dan Seoul pekan ini.
"Tindakan itu semacam retorika provokatif yang tidak memberikan perbaikan nasib bagi rakyat Korea Utara," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland kepada sejumlah reporter di Washington.
"Mereka hanya ingin meningkatkan tensi hubungan dan sangat disesalkan," kata dia.
Nuland menegaskan bahwa sanksi yang ditujukan kepada Korut merupakan langkah untuk menekan Pyongyang secara langsung dan memperingatkan kepada mereka jika telah salah mengambil langkah.
Sanksi keempat dari PBB diadopsi sejumlah negara pada Kamis (waktu Washington) itu bertujuan membatasi segala aktivitas Korut untuk mengembangkan program nuklir dan rudalnya. Terutama pembatasan aspek finansial untuk pembiayaan pengembangan senjata pemusnah massal.
"Jika kami tidak memberlakukan sanksi melalui PBB maka sama saja AS memberikan jalan bagi Korut untuk terus mengembangkan senjata nuklirnya. Kami harus tegas," kata Nuland.
Ancaman Korut pada Jumat melalui pernyataannya mengindikasikan akan terjadinya perang kembali setelah Perang Korea selesai pada 1953. Dengan kata lain, ancaman nuklir semakin menghantui Korsel dan AS.
Gedung Putih secara cepat merespon segala kemungkinan terjadinya serangan nuklir tersebut melalui sejumlah manuver di PBB.
Meskipun sejumlah ahli di AS tidak mempercayai apabila Korut memiliki kapasitas teknologi untuk melancarkan serangan nuklir ke Washington.
Pyongyang kembali memicu perhatian dunia setelah mereka meluncurkan roket pada Desember 2012.
Korut dianggap melanggar resolusi PBB terkait larangan pengembangan senjata nuklir meski peluncuran pada akhir tahun lalu itu diklaim Pyongyang sebagai misi ilmu pengetahuan.
Namun PBB tidak tinggal diam dengan memberikan sanksi ketiga setelah Korut dianggap bersalah atas tindakannya.
Negara di Semenanjung Korea tersebut tidak terima dengan keluarnya resolusi Dewan Keamanan PBB yang juga didukung oleh sekutu utamanya China.
Setelah itu, mereka justru menggencarkan aktivitas tes nuklir sebagai respon balasan atas sanksi ketiga yang dikeluarkan.
Perkembangan terkini melaporkan bahwa Korut mendapati sanki keempat dari PBB terkait program senjata nuklirnya.

No comments:

Post a Comment