Banjir Jakarta, Perekonomian Nyaris Lumpuh
KERUGIAN Akibat banjir diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah per hari. Beberapa pusat bisnis di ibukota, seperti Kawasan Mangga Dua, kawasan Kepala Gading, hingga kawasan Jatinegara hampir berhenti total karena akses jalan tidak bisa terjangkau oleh konsumen. "Jika tak kunjung surut, aktivitas perekonomian Jakarta terancam lumpuh dalam beberapa hari ke depan," ujar Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) DKI Sarman Simanjorang, kemarin (19/1).
Menurut Sarman, di kawasan Mangga Dua setidaknya terdapat enam pusat perdagangan. Yakni Pasar Pagi, ITC, WTC, Mangga Dua Square, Mall Mangga Dua, serta Harco Mangga Dua. Dengan perkiraan sebanyak 20.000 toko. "Dengan omzet rata-rata Rp 5 juta per kios, maka taksiran kerugian mencapai Rp 50 miliar per hari," ungkap dia Sedangkan di kawasan Kelapa Gading, tegas Sarman, kerugian pengusaha diperkirakan mencapai Rp 40 miliiar setiap hari.
Hal ini diakibatkan ratusan toko, perkantoran, dan mall tutup. Bahkan beberapa kantor cabang bank mengalihkan pelayanan nasabah ke kantor terdekat lantaran tidak bisa beroperasi. Sementara kawasan pusat perbelanjaan di Tanah Abang, omzet pedagang diperkirakan turun hingga 60 persen, akibat para pembeli tidak dapat menembus akses menuju kawasan itu. Sarman memperkirakan, omzet di Tanah Abang bisa mencapai Rp 200 miliar per hari, pada situasi normal.
Begitupun dengan kawasan Jatinegara Barat, hampir semua toko tutup. "Aktivitas perdagangan di sana hampir lumpuh," terang dia. Termasuk kawasan Industri Pulogadung yang sempat terkena banjir di beberapa titik dengan ketinggian mencapai 50 centimeter. Namun belum sampai mengganggu aktivitas sekitar 300 pabrik yang ada di kawasan itu. Sedangkan di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) sampai saat ini proses produksi industri padat karya khususnya garmen dan tekstil masih berjalan normal.
"Diharapkan kedua kawasan industri ini bisa terhindar dari banjir. Jika terkena (banjir) akan sangat mengganggu proses produksi, dan pengusaha akan rugi besar seperti yang dialami tahun lalu," tambah Sarman. Adapun di Pelabuhan Tanjung Priok, banjir mengakibatkan arus lalu lintas macet dan waktu tempuh menjadi lama. Akibatnya kerugian dari sisi transportasi mencapai Rp 9 miliar, belum termasuk kerugian akibat keterlambatan keluar dan masuknya barang ekspor impor dari pelabuhan Tanjung Priok.
Di sisi lain, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, data sementara dari Pusdalops BPBD DKI Jakarta tercatat 30.784 warga Jakarta mengungsi akibat banjir di 140 titik pengungsian. Sebanyak 48.263 jiwa atau 10.520 kepala keluarga (KK) terkena dampak langsung dari banjir di Jakarta.
Wilayah yang terendam banjir meliputi 564 RT, 349 RW, pada 74 kelurahan di 30 kecamatan di Jakarta. Sejauh ini, lanjut Sutopo, korban meninggal dunia akibat banjir tercatat 7 orang. Di Posko Bidara Cina Jakarta Timur (GOR Otista) sampai kemarin, jumlah pengungsi mencapai 477 KK atau 1.934 jiwa dari 2 kelurahan, berasal dari Kelurahan Bidara Cina dan Kampung Melayu. Jumlah itu terdiri dari dewasa 1.568 jiwa, balita 258 jiwa, lansia 80 jiwa, dan ibu hamil 28 jiwa.
Bantuan masih terus mengalir ke posko GOR Otista. "Kebutuhan mendesak selimut dan tikar," beber dia. Sutopo juga mengungkapkan, banyak personel yang terlibat dalam penanganan banjir di Posko GOR Otista. Seperti dari BNPB, TNI, Kementerian PU, Dinas Sosial DKI, Tagana, Resimen Mahasiswa, Pramuka dan relawan. Dinsos dibantu relawan Pramuka masih terus mendistribusikan makanan kepada pengungsi. Personel dari Kopassus masih melakukan evakuasi. (wok)
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
No comments:
Post a Comment