Monday, September 23, 2013

[batavia-news] Mobil Murah untuk Siapa?

 

 
 
Mobil Murah untuk Siapa?
Moh Ridwan | Senin, 23 September 2013 - 16:30 WIB
: 38


(dok/antara)
Suasana kemacetan di ruas Jalan Gatot Subroto pada jam pulang kerja, Jakarta, Kamis (19/9).
Berdasarkan data Kemenperin, besaran investasi di industri perakitan mencapai US$ 3 miliar.

Di tengah pro dan kontra yang mengiringi, mobil berlebel Low Cost and Green Car (LCGC) atau sering disebut mobil murah dipastikan segera meramaikan pangsa pasar otomotif di dalam negeri. Mobil yang kemunculannya sangat ditunggu-tunggu konsumen level menengah ke bawah ini memang sedang menjadi pembicaraan paling hangat di tengah masyarakat.

Lebel murah yang melekat pada produk LCGC pun sempat dipertanyakan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).

"Regulasi ini terlalu menguntungkan dan memanjakan industri otomotif. Dari sisi finansial, klaim murah juga menyesatkan karena membohongi konsumen. Apanya yang murah, jika mobil itu dibeli secara kredit harganya mencapai Rp 140 jutaan. Mayoritas konsumen membeli mobil dengan cara kredit," tutur Tulus Abadi, Anggota Pengurus Harian YLKI, baru-baru ini.

Dampak kehadiran mobil murah juga dikhawatirkan bakal semakin memperparah tingkat kemacetan di kota-kota besar.

Tak heran jika sejumlah kepala daerah yang tengah berjuang mengurai kemacetan di daerahnya masing-masing, seperti Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo kini mulai bersuara keras menolak kehadiran LCGC di daerah mereka.

Sebaliknya, sejumlah penolakan tersebut ternyata tidak mengurangi minat masyarakat untuk memiliki LCGC. Animo masyarakat tersebut terlihat dari ajang pameran otomotif terbesar di Indonesia, Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013. Sejumlah booth APM (Agen Pemegang Merek) yang memamerkan kandidat produk LCGC pun ramai didatangi pengunjung.

 

Harga Maksimal

Ketentuan mengenai LCGC diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian No 33/M-IND/Per/7/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau. Dalam peraturan tersebut dinyatakan, industri yang ditetapkan sebagai produsen LCGC berhak mendapat fasilitas berupa keringanan PPnBM.

 

Industri yang ingin memproduksi LCGC juga harus memenuhi berbagai ketentuan, di antaranya ketentuan konsumsi bahan bakar kendaraan, yaitu untuk motor bakar cetus api kapasitas isi silinder 980-1.200 cc dengan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) paling sedikit 20 km/liter atau bahan bakar lain yang setara. Untuk motor bakar nyala kompresi (diesel) kapasitas isi silinder sampai dengan 1.500 cc dengan konsumsi BBM paling sedikit 20 km/liter atau bahan bakar lain yang setara.

Ketentuan jenis bahan bakarnya juga harus memenuhi spesifikasi minimal Research Octane Number (RON) 92 untuk motor bakar cetus api dan Cetane Number (CN) 51 untuk diesel.

 

Mobil ini juga dijual maksimum Rp 95 juta, yang disebut sebagai harga penyerahan ke konsumen sebelum pajak daerah, bea balik nama (BBN) dan pajak kendaraan bermotor. Mobil juga menggunakan transmisi otomatis dan/atau teknologi pengaman penumpang.

 

Peraturan ini juga disertai sanksi pencabutan fasilitas perpajakan jika perusahaan yang sudah mendapat sertifikat LCGC tidak mampu memenuhi ketentuan dalam jangka waktu satu tahun.

 

Sertifikasi Mobil Murah

Seperti diketahui, sejauh ini pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) baru meloloskan dua produk LCGC, Astra Toyota Agya dan Astra Daihatsu Ayla.

"Ada dua yang sudah lolos verifikasi LCGC, Daihatsu dan Toyota. Mereka sudah daftar dan produknya dinyatakan lolos verifikasi. Kalau Honda masih proses (verifikasi-red) komponen," ungkap Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemenperin Budi Darmadi.

Selain dua produk keluaran Astra Group tersebut, kandidat lain yang siap meramaikan segmen LCGC adalah Honda dengan Brio Satya, Nissan dengan Datsun Go dan Datsun Go +, serta Suzuki yang bakal menghadirkan Kamirun Wagon R.

Menurut Budi, meski sudah diperkenalkan masing-masing APM sebagai produk LCGC, bukan jaminan pemerintah bakal meloloskan sertifikasi LCGC untuk produk-produk tersebut.

"Kalau sudah launching ya launching saja. Sudah bisa jualan kok, tapi kalau tidak punya sertifikasi (sebagai LCGC), mereka tak dapat diskon insentif," ia menegaskan.

Produsen yang telah mendapatkan predikat LCGC berarti sudah memenuhi persyaratan lokalisasi komponen yang diverifikasi surveyor independen dan mengonsumsi BBM minimum 20 km/liter yang diuji Lab BPPT, Serpong.

Terkait tudingan adanya agenda kepentingan bisnis asing di balik program LCGC, Kemenperin dengan tegas membantahnya. Dari penjelasan tertulis Kemenperin sebagai pihak yang membidani lahirnya program LCGC ini, kebijakan pengembangan mobil LCGC sebenarnya sudah dirancang tiga tahun lalu dan baru membuahkan hasil, sehingga investor harus diberikan kepastian hukum berusaha di Indonesia.

Mobil LCGC diklaim sebagai program nasional dan mobil yang diproduksi tidak hanya didistribusikan di Jabodetabek, tetapi juga ke seluruh wilayah Indonesia.

Kemenperin juga akan mendorong produsen mobil LCGC agar mengurangi penjualan di daerah yang memiliki tingkat kemacetan tinggi. Konsentrasi penjualan harus disebar ke daerah yang volume lalu lintasnya masih rendah.

Salah satu alasan pemerintah menggulirkan program LCGC adalah peluang pasar menjelang implementasi pasar tunggal ASEAN (Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015), di mana arus barang akan semakin terbuka. Jika Indonesia tidak membuat mobil LCGC sendiri, pasar dalam negeri akan diisi mobil impor dari Thailand, Malaysia, dan negara-negara Asia Timur.

Kemenperin memproyeksikan produksi mobil LCGC sepanjang tahun ini hanya 3 persen (30.000 unit) dari total penjualan mobil 2013 yang diperkirakan 1,1 juta unit. Dari 30.000 unit LCGC tersebut, 30 persennya didistribusikan ke Jabodetabek, sehingga yang masuk ke Jakarta hanya sekitar 10 persen karena terbagi untuk konsumen di Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok.

Produksi mobil LCGC juga diarahkan untuk menambah produk ekspor Indonesia. Untuk pasar dalam negeri didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia. Hal ini sesuai tujuan pemerintah menjadikan Indonesia sebagai basis produksi (production based) saat diberlakukan pasar tunggal ASEAN 2015.

Sejak diperkenalkan program LCGC langsung mendapatkan tanggapan positif dari sejumlah prinsipal otomotif internasional. Berdasarkan data Kemenperin, sejauh ini besaran investasinya di industri perakitan mencapai US$ 3 miliar. Jumlah itu belum termasuk 100 industri komponen dengan total investasi mencapai US$ 3,5 miliar.

Dari segi penciptaan lapangan kerja baru, LCGC diklaim telah menciptakan lapangan kerja baru sektor manufaktur sekitar 30.000 orang ditambah lapangan kerja baru sektor distribusi dan ritel mencapai 40.000 orang.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan masyarakat perlu mengingat bahwa kebijakan LCGC adalah program nasional yang ditujukan kepada seluruh Indonesia, yang mencakup lebih kurang 500 kota. Kemenperin juga sudah berbicara dengan para produsen untuk dapat mengatur jalur distribusinya sehingga tidak hanya terjadi di Jabodetabek.

"Memang ada kekhawatiran akan menimbulkan kemacetan, tapi kebijakan LCGC ini juga harus memberikan hak kepada masyarakat yang berpenghasilan kecil yang ingin memiliki mobil, apalagi mobil yang diproduksi hemat energi dan murah," tuturnya.

Hidayat menambahkan, masalah kemacetan yang bisa ditimbulkan dari kebijakan ini juga sangat tergantung dari bagaimana pemerintah daerah dapat melakukan manajemen lalu lintas yang baik.

Untuk mengatasi permasalahan kemacetan di kota-kota besar diperlukan perbaikan manajemen transportasi, peningkatan kualitas transportasi umum, dan penegakan hukum (law enforcement) berlalu lintas. Dari sekitar 500 kabupaten/kota di wilayah Indonesia diperkirakan hanya sekitar 50 kabupaten/kota yang jam-jam tertentu jalannya mengalami kemacetan.

Selain itu, pemerintah pusat akan terus membantu pemda agar tetap fokus terhadap program pembenahan transportasi publik. Jika angkutan umum mendukung dan tersedia cukup, aman, lancar, dan nyaman (apalagi tersedia 24 jam) dipastikan akan banyak warga yang beralih ke transportasi umum daripada menggunakan kendaraan pribadi.

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment