Sail Komodo creates good momentum to promote marine wealth: president
Sat, September 14 2013 14:01 | 873 Views
"An international maritime event such as this is a historical landmark in the revival of our country. It shows the world that we have not only abundant natural resources but also a booming marine tourism industry," President Yudhoyono said at the inauguration of the peak event for Sail Komodo 2013 here on Saturday.
Accompanied by his wife First Lady Ani Yudhoyono, Coordinating Minister for People`s Welfare Agung Laksono, Marine Affairs and Fisheries Minister Syarif C Sutarjo, and East Nusa Tenggara Governor Frans Lebu Raya, the head of state pushed a button, marking the inauguration of the event that has brought together some 106 yachts from 26 countries.
Sail Komodo 2013 is themed "Golden Bridge Toward East Nusa Tenggara," where the latter is being showcased as a world tourism destination in Indonesia.
"I hope that in the near future the area around Komodo Island will become a world-class tourism destination," the president remarked, as he invited the foreign participants in the Sail Komodo event to visit Komodo Island.
Other ranking officials attending the opening included State Reforms Minister Azwar Abubakar, Forestry Minister Zulkifli Hasan, Social Service Minister Salim Segaf Al Jufri, Tourism and Creative Economy Minister Marie Elka Pangestu, National Defense Forces (TNI) chief General Moeldoko, National Police chief General Timur Pradopo, Attorney General Basrie Arief, and several lawmakers and ambassadors.
Sail Komodo is the fifth sailing event to be held in Indonesia after the Sail Bunaken event held in North Sulawesi Province in 2009, Sail Banda in Maluku Province in 2010, Sail Wakatobi and Bitong in Southeast Sulawesi Province in 2011, and Sail Morotai in North Maluku Province in 2012.
EDITED BY INE
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © 2013
++++
http://www.thepresidentpost.com/?p=28232
Budget of Rp3.7 t Proposed for Sail Komodo
East Nusa Tenggara (NTT) provincial government has proposed a budget of Rp3.7 trillion for infrastructure development to support the success of Sail Kommodo 2013, an official has said.
"Such an amount of funds is proposed to the central government to support the construction of various infrastructures on Komodo island as the final destination of Sail Komodo participants," NTT Regional Development Planning Board spokesman Wayan Darmawan said here on Thursday.
According to him, the funds would be used for the expansion of airport, tourist harbor, as well as other tourist facilities on Komodo island. "There is also financial support from NTT regional budget but the amount is not significant enough," Wayan Darmawan said, adding that all district and city governments in the province were also asked to allocate Rp100 billion from 2012 revised regional budget and Rp125 billion from 2013 regional budget.
He expressed hope that all relevant ministries such as the Ministry of Transportation, the Ministry of Public Works, and the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries will support the success of this international marine event this year in East Nusa Tenggara.
"The success of Sail Komodo 2013 will depend on the readiness all related ministries to do their basic tasks and functions to support the event," Wayan Darmawan noted.
He added that all district and city governments in East Nusa Tenggara are making various preparations for the international marine event of Sail Komodo, which is expected to give positive impact on economic development in the province.
++++
(SH/Muniroh)
Sampah berserakan di bibir pantai Pede, tempat acara puncak Sail Komodo 2013 diresmikan oleh Presiden RI, Sabtu (14/9).
Ribuan personel TNI dan polisi memadati kota kecil di ujung barat Pulau Flores tersebut. Di berbagai sisi jalan, berdiri sejumlah polisi dengan senjata lengkap. Kota yang biasanya lengang dan sepi, mendadak padat dan macet, terutama sekitar tempat pameran dan pelaksanaan acara puncak.
Ia menceritakan, jelang pelaksanaan Sail Komodo, sejumlah Kantor Dinas Pemerintah Daerah (Pemda) Manggarai Barat tidak efektif bekerja. Sebagian besar waktu habis untuk membersihkan sampah di pingggir-pinggir jalan. Pelayanan publik di kantor terganggu dan masyarakat yang membutuhkan pelayanan dipaksa menunggu hingga pelaksanaan Sail Komodo berakhir, seminggu setelahnya.
"Kami kebagian mengurus sampah dari tamu Jakarta dan Kupang. Setelah ini, kami di sini belum tahu ada dampaknya atau tidak buat kami," katanya.
Selama beberapa hari, Lastri dan sejumlah pegawai di dinasnya sibuk mengurus tiket pesawat, rental mobil, akomodasi, dan makanan untuk pejabat dari Kupang dan Jakarta.
Laporan Bohong
Pernyataan Lastri cukup beralasan. Ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar laporan Menko Kesra Agung Laksono di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan rombongan, serta sejumlah peserta puncak acara Sail Komodo.
Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch Dulla, sebelumnya mengklaim kawasan kumuh di Labuan Bajo, yakni Kampung Ujung telah disulap menjadi kota baru yang sangat rapi dan bersih.
Bedah rumah yang diklaim Agustinus Ch Dulla malah membuat Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri marah ketika disurvei. Rumah hasil bedah rumah sangat tidak layak huni. Pengap, bau amis, dan sangat kumuh, tanpa memperhatikan kebersihan lingkungan. "Saya sangat, sangat tidak puas. Harus sesuai dengan aturan. Ini saya tidak puas," tandas Al Jufri.
Menurutnya, dari sejumlah bedah kampung yang dilakukannya di berbagai daerah, yang terburuk adalah yang terjadi Labuan Bajo, yang dilaporkan Agung Laksono di puncak acara Sail Komodo, Sabtu (14/9) lalu.
Al Jufri meminta 668 rumah yang dibedah dievaluasi total dan diberi pengawasan saksama. Anggaran bedah rumah Rp 10-15 juta per unit. Namun, dengan hasil yang ada di puncak acara Sail Komodo, bedah rumah yang dimaksudkan sangat tidak sesuai harapan.
"Ini rumah saya cuma dicat sengnya. Itu di depannya saja. Dindingnya mereka buang kayunya, ganti dengan seng. Jadinya, panas sekali," ungkap Muhanya (45), warga Kelurahan Kampung Ujung, Labuan Bajo. Janda beranak tiga itu memperkirakan, dari anggaran bedah rumah untuknya, hanya terpakai Rp 3 juta dengan asumsi satu lembar seng seharga Rp 40.000 dan harga cat Rp 1 juta. Sisanya raib entah ke mana.
Lempar Tanggung Jawab
Mengenai pengadaan air bersih, Pemda Manggarai Barat, Pemda Provinsi NTT, dan pemerintah pusat saling melempar tanggung jawab. Pemda Manggarai Barat beranggapan, pembangunan air bersih di Komodo dan Labuan Bajo menjadi tanggung jawab Pemda NTT.
Masalah air bersih sudah sangat mendesak dan soal klasik di Labuan Bajo. "Harusnya sudah bisa diatasi. Tapi, itu menjadi kewenangan pemerintah Kabupaten Manggarai Barat," elak Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, kepada SH di sela Sail Komodo.
Johan Misel (41), warga Sernaru, Kota Labuan Bajo mengungkapkan semua jenis pipa air minum sudah dipasang perusahaan air minum di Labuan Bajo.
Johan mengatakan Pemda Manggarai Barat selalu mengumbar janji dari tujuh tahun lalu untuk pengadaan air minum. Namun, tidak terealisasi hingga saat ini. Sama halnya dengan janji pembangunan rumah sakit.
Anggaran Rp 3,6 Triliun
Sail Komodo menghabiskan anggaran sekitar Rp 3,6 triliun. Anggaran itu digunakan pembiayaan pembangunan di NTT dan 18 unit kegiatan di Labuan Bajo selama sekitar 6 bulan terakhir. Tak heran jika Presiden Yudhoyono sangat berharap banyak dari penggunaan dana itu.
Presiden mengatakan, ke depan pelaksanaan sail akan menjadi model pembangunan daerah terpencil dan kepulauan. Namun, hingga lima kali pelaksanaannya, belum ada evaluasi pasca-sail.
"Mereka yang datang berwisata, masyarakat di sini yang jadi korban. Dikasih laporan palsu pula kami sama mereka," ujar Palua, nelayan di Kampung Tengah, Kota Labuan Bajo.
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
No comments:
Post a Comment