icilan Mobil Murah Makin Rendah
- Details
- Sunday, 22 September 2013 10:05
- Written by Redaksi
JAKARTA–Tarik ulur tren mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) tak membuat industri pembiayaan kendur. Justru, lembaga penyalur kredit konsumen tersebut berlomba-lomba memasang skema pembayaran yang memudahkan pangsa pasar menyerap LCGC. Di sisi lain, otoritas pengawas industri keuangan juga memandang optimistis respons para perusahaan.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan, anggota asosiasi telah banyak meluncurkan terobosan dalam memfasilitasi pembelian mobil LCGC. Misalnya, BCA Finance yang menerapkan sistem down payment atau uang muka balloon payment. Sementara BII Finance memperpanjang tenor hingga tujuh tahun.
Menurut Suwandi, upaya tersebut dinilai dapat menambah penguasaan pangsa pasar (market share) korporasi dalam pembiayaan roda empat. "Asalkan tidak melanggar regulasi tentang batas minimum down payment," ungkap Suwandi kepada koran ini, kemarin (21/9).
Melihat animo dari konsumen yang cukup tinggi, khususnya di ajang International Indonesia Motor Show 2013, Suwandi yakin LCGC dapat berkontribusi signifikan terhadap penyaluran pembiayaan, setidak-tidaknya pada tahun depan. "Karena itu, kami menunggu kepastian para pemegang merek terkait seberapa besar base produksi dari LCGC. Supaya kami bisa hitung faktor LCGC dalam pertumbuhan industri," jelasnya.
Seperti diketahui, pascapenerapan beleid minimum down payment kredit kendaraan bermotor oleh otoritas moneter Bank Indonesia, performa industri perusahaan pembiayaan melambat. Merujuk konsolidasi data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laba bersih multifinance hanya tumbuh 17 persen pada kuartal pertama 2013. Angka tersebut melambat dibandingkan periode yang sama pada 2012 (year on year/yoy) yang mencapai 20 persen.
Begitu juga akselerasi penyaluran pembiayaan yang tertekan. Pada periode awal 2013, pembiayaan tumbuh 16 persen, atau lebih rendah ketimbang periode awal 2012 sebesar 35 persen. "Hingga akhir tahun ini, kami targetkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan sebesar 10 persen," paparnya.
Presiden Direktur BCA Finance Roni Haslim menyatakan, pihaknya saat ini terus memantau hasil dari penerapan paket re-launch balloon payment. Dengan paket tersebut, konsumen membayar uang muka sebesar 30 persen, dan selama tiga tahun hanya mengangsur 20 persen dari harga mobil. Sehingga pada akhir tahun ketiga, konsumen hanya tinggal membayar 50 persen. Pihaknya optimistis bahwa skema pembiayaan tersebut akan meringankan konsumen. "Namun kami tidak set target tertentu untuk paket balloon ini. Karena (LCGC) masih baru," jelas Roni yang tengah berada di luar negeri itu lewat pesan pendek.
Namun Roni mengaku penyaluran kredit LCGC bukan absen dari tantangan. Ia menerangkan cukup hati-hati terhadap pemilihan pangsa pasar pembiayaan LCGC. Ini mengingat LCGC dilempar pada konsumen yang memiliki penghasilan rendah. Dikhawatirkan jika tidak selektif, akan memicu rasio kredit macet (non performing loan/NPL) yang tinggi. "Kami pilih konsumen yang tepat. Target utama kami adalah PNS, serta karyawan dan pengusaha UMKM yang penghasilannya jelas," tuturnya. Tercatat, NPL industri pembiayaan saat ini di level 1,3-1,4 persen.
Sementara itu, Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Dumoly F. Pardede menjelaskan, pihaknya memberi dukungan penuh terhadap perusahaan pembiayaan yang akan menyalurkan kredit LCGC. "Ke mana mereka (multifinance) mengalokasikan pembiayaan dan portofolionya, terserah strategi bisnis masing-masing. Yang terpenting tetap sesuai regulasi," ujarnya kemarin.
- See more at: http://www.indopos.co.id/index.php/berita-utama/41-banner-berita-utama/5369-cicilan-mobil-murah-makin-rendah#sthash.oySta7kI.dpufSaudi women call new day of defiance against driving ban
RIYADH - Agence France Presse
Saudi men drive their vehicles in front of a mosque on a main street in Riyadh, on September 22, 2013. AFP Photo
An online petition entitled "Oct 26th, driving for women" had on Sunday gathered more than 5,800 signatories, as activists try again to push authorities to end the unique ban.
"I will drive on October 26," activist Nasima al-Sada told AFP on Sunday, saying that some 20 women are going to take part in the campaign in the kingdom's Eastern Province.
"Many women are enthusiastic about learning to drive, or to teach other" women how to drive, she said, as many Saudi women have obtained abroad the driving licences they are denied in their homeland.
"There is not a single text in the Sharia Islamic law that prevents us (from driving). Any pretexts used to do that are based on inherited customs," said the online petition. "Just as revered women (at the time of the prophet) rode horses and camels, it is our right to drive cars -- the mode of our modern age, unless you want us to go back to mules and horses," the petition said.
The last day of of defiance against the ban was on June, 17 2011, when few women answered a call to drive, with some stopped by police and forced to sign a pledge not to take to the wheel again.
"I can't drive because of the pledge I signed," said Najla al-Hariri, who took part in the protest in 2011, expressing strong support for the new campaign.
In addition to the driving ban, Saudi Arabia imposes other major restrictions on women, including a requirement to cover from head to toe when in public.
The 2011 call, which spread through Facebook and Twitter, was the largest mass action since November 1990, when 47 Saudi women were arrested and severely punished after demonstrating in cars.
September/22/2013
icilan Mobil Murah Makin Rendah
- Details
- Sunday, 22 September 2013 10:05
- Written by Redaksi
JAKARTA–Tarik ulur tren mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) tak membuat industri pembiayaan kendur. Justru, lembaga penyalur kredit konsumen tersebut berlomba-lomba memasang skema pembayaran yang memudahkan pangsa pasar menyerap LCGC. Di sisi lain, otoritas pengawas industri keuangan juga memandang optimistis respons para perusahaan.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan, anggota asosiasi telah banyak meluncurkan terobosan dalam memfasilitasi pembelian mobil LCGC. Misalnya, BCA Finance yang menerapkan sistem down payment atau uang muka balloon payment. Sementara BII Finance memperpanjang tenor hingga tujuh tahun.
Menurut Suwandi, upaya tersebut dinilai dapat menambah penguasaan pangsa pasar (market share) korporasi dalam pembiayaan roda empat. "Asalkan tidak melanggar regulasi tentang batas minimum down payment," ungkap Suwandi kepada koran ini, kemarin (21/9).
Melihat animo dari konsumen yang cukup tinggi, khususnya di ajang International Indonesia Motor Show 2013, Suwandi yakin LCGC dapat berkontribusi signifikan terhadap penyaluran pembiayaan, setidak-tidaknya pada tahun depan. "Karena itu, kami menunggu kepastian para pemegang merek terkait seberapa besar base produksi dari LCGC. Supaya kami bisa hitung faktor LCGC dalam pertumbuhan industri," jelasnya.
Seperti diketahui, pascapenerapan beleid minimum down payment kredit kendaraan bermotor oleh otoritas moneter Bank Indonesia, performa industri perusahaan pembiayaan melambat. Merujuk konsolidasi data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laba bersih multifinance hanya tumbuh 17 persen pada kuartal pertama 2013. Angka tersebut melambat dibandingkan periode yang sama pada 2012 (year on year/yoy) yang mencapai 20 persen.
Begitu juga akselerasi penyaluran pembiayaan yang tertekan. Pada periode awal 2013, pembiayaan tumbuh 16 persen, atau lebih rendah ketimbang periode awal 2012 sebesar 35 persen. "Hingga akhir tahun ini, kami targetkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan sebesar 10 persen," paparnya.
Presiden Direktur BCA Finance Roni Haslim menyatakan, pihaknya saat ini terus memantau hasil dari penerapan paket re-launch balloon payment. Dengan paket tersebut, konsumen membayar uang muka sebesar 30 persen, dan selama tiga tahun hanya mengangsur 20 persen dari harga mobil. Sehingga pada akhir tahun ketiga, konsumen hanya tinggal membayar 50 persen. Pihaknya optimistis bahwa skema pembiayaan tersebut akan meringankan konsumen. "Namun kami tidak set target tertentu untuk paket balloon ini. Karena (LCGC) masih baru," jelas Roni yang tengah berada di luar negeri itu lewat pesan pendek.
Namun Roni mengaku penyaluran kredit LCGC bukan absen dari tantangan. Ia menerangkan cukup hati-hati terhadap pemilihan pangsa pasar pembiayaan LCGC. Ini mengingat LCGC dilempar pada konsumen yang memiliki penghasilan rendah. Dikhawatirkan jika tidak selektif, akan memicu rasio kredit macet (non performing loan/NPL) yang tinggi. "Kami pilih konsumen yang tepat. Target utama kami adalah PNS, serta karyawan dan pengusaha UMKM yang penghasilannya jelas," tuturnya. Tercatat, NPL industri pembiayaan saat ini di level 1,3-1,4 persen.
Sementara itu, Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Dumoly F. Pardede menjelaskan, pihaknya memberi dukungan penuh terhadap perusahaan pembiayaan yang akan menyalurkan kredit LCGC. "Ke mana mereka (multifinance) mengalokasikan pembiayaan dan portofolionya, terserah strategi bisnis masing-masing. Yang terpenting tetap sesuai regulasi," ujarnya kemarin.
- See more at: http://www.indopos.co.id/index.php/berita-utama/41-banner-berita-utama/5369-cicilan-mobil-murah-makin-rendah#sthash.oySta7kI.dpufReply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
No comments:
Post a Comment