LSI: Pemilu 2014 Rezim Demokrat Akan Berakhir
- Created on Minggu, 02 Februari 2014 19:06
- Published Date
Jakarta, GATRAnews- Perolehan suara Partai Demokrat (PD) pada Pemilihan Umum (Pemilu) dua periode yang lalu cukup menghentak publik. Partai yang baru lahir ini mampu mengalahkan partai besar seperti Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan maupun partai Islam lainnya.
PD pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004 mengusung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai kandidat presiden mampu mengalahkan Megawati Soekarno Putri pada putaran kedua dengan dukungan suara mencapai 60,62 persen. Sedangkan di 2009, kemenangan telak diperoleh PD dengan memperoleh 60,80 persen menyingkirkan pasangan Megawati-Jusuf Kalla hanya dengan sekali putaran. Ketokohan SBY dan kampanye anti korupsi merupakan branding partai yang mendongkrak suara pemilih kala itu.
Situasi 'manis' PD rupanya tidak terulang kembali pada Pemilu 2014 nanti. Sejumlah kasus korupsi yang menerpa kader partai, konflik struktural serta ketergantungan terhadap sosok SBY menjadi masalah utama sehingga sulit menaikkan elektabilitas partai. Dalam survei terakhir yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesi (LSI) 6-16 Januari 2014 lalu menyebutkan bahwa elektabiltas PD hanya sebesar 4,7 persen disalip oleh Partai Gerindra dengan suara 8,7 persen dan dua partai besar lainnya Golkar (18,3 persen) dan PDI-P (18,2 persen).
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Adjie Alfaraby mengatakanan, dengan elektabilatas partai ini sulit sekali mengangkat pamor PD untuk kembali bersaing bersama partai politik lainnya. Ketokohan SBY selama dua periode berkuasa dirasa tidak mampu untuk mendulang kesuksesannya kembali. PD, kini hanya menjadi partai papan tengah bahkan bisa menjadi partai kecil.
"Rezim Demokrat telah berakhir dan hanya menjadi kenangan pernah menjadi partai besar. Sebab, elektabilitasnya di bawah 5 persen atau hanya sebesar 4,7 persen," jelasnya saat menggelar konfrensi pers 'Pemerintahan Golkar atau Pemerintahan PDI-P?' Di Jakarta, Ahad (2/2).
Bahkan, menurut Adjie, berbagai upaya yang dilakukan oleh mesin partai nantinya dirasakan hanya sia-sia belaka. Terakhir, pukulan telak bagi PD adalah ditetapkannya mantan Ketua Umum PD, Anas Urbaningrum sebagai tersangka terkait kasus gratifikasi pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah (P3SON) di Hambalang.
"Dengan data ini ada satu poin yang dicatat, sulit sekali PD akan bangkit menjadi pemenang Pemilu. Semua faktor yang bisa membantu diyakini tidak mampu," tegasnya.
Berbeda dengan partai Golkar misalnya. Meski Ketua Umum partai, Aburizal Bakrie masih dililit Kasus Lumpur Lapindo, toh elektabilatas partai tetap meroket. Menurut Adjie, secara organisasi maupun finansial partai berlambang Pohon Beringin ini terbilang sudah mapan.
"Dan Partai Golkar bukan partai yang bergantung pada figur karena mereka banyak figur. Kekuatan secara finansial dan solidaritas organisasi sudah teruji. Kalau kasus Aburizal atau Jusuf Kalla memang cukup mengganggu tapi secara nasional dia cukup kuat," pungkasnya.
Untuk diketahui, survei dilakukan menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden dan margin of error sebesar 2,9 persen. Survei dilaksanakan di 33 provinsi di Indonesia dilengkapi dengan penelitian kualitatif menggunakan metode analisis media, FGD dan in depth interview. (WFz)
| Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
No comments:
Post a Comment