PRT Asal Ambon Disekap Isteri Jenderal
Masih ada 16 PRT di Rumah Jenderal Polisi
JAKARTA, AE— Isteri seorang purnawirawan jenderal polisi diduga melakukan penyekapan terhadap 16 pembantunya. Diantara puluhan pembantu perempuan itu, ada beberapa orang yang berasal dari Ambon. Baru teridentifikasi adalah, Yuliana Leweir (19). Dia juga yang berhasil lolos dan melaporkan ke polisi ada penyekapan di rumah jenderal.
Mabes Polri sendiri siap memback up Polres Bogor Kota dan Polda Jawa Barat melakukan penyelidikan dugaan penganiayaan dan penyekapan Yuliana oleh M, istri purnawirawan polri berpangkat Brigjen. "Kalau membutuhkan back up, Mabes Polri bisa memberi bantuan. Saya kira Polda Jabar sudah melakukannya," kata Kadiv Humas Polri Irjen Ronny F Sompie kepada wartawan di Mabes Polri, Kamis (20/2).
Ronny menjamin kasus ini akan diselidiki hingga tuntas. Karenanya, Mabes Polri sudah meminta Polda Jabar untuk melakukan penyelidikan. Selanjutnya, Polda Jabar sudah memerintahkan Polres Bogor Kota untuk menyelidiki. "Kita berikan kesempatan kepada Polres Bogor Kota secara tuntas untuk menentukan kasus ini apakah masuk kasus pidana," ungkapnya.
Namun, kata Ronny, dari fakta yang ada diketahui masih ada 15 perempuan lagi di rumah MS tersebut. Ia mengatakan sesuai laporan dari Kapolres Bogor diketahui bahwa untuk meneruskan proses penyidikan, kemarin penyidik mendengarkan keterangan 15 teman Yuliana.
"Ada tiga orang anak di bawah umur. Kalau laporan sesuai keterangan YL bahwa dia mengalami kekerasan fisik. Oleh karena itu kita lakukan penyelidikan," katanya.
Dia mengatakan, dari penjelasan yang sudah didapat diketahui bahwa Yuliana pernah tinggal di rumah MS. Kemudian, diduga tak betah, Yuliana mencoba menghubungi keluarganya. Setelah berhasil, keluarga Yuliana menjemput dan membawanya keluar.
Namun, informasi lain para pembantu istri purnawirawan jendral yang disekap berjumlah 17 orang dan rata-rata berusia 17 dan 18 tahun. Dari keterangan yang didapat kepolisian ternyata para pembantu tersebut dijanjikan gaji kisaran Rp 800 hingga 1 juta.
"Dari pemeriksaan pembantu lainnya di rumah M, bahwa mereka dari awal ada yang akan digaji sebulan Rp 800 ribu- Rp 1 juta," ujar Kapolres Bogor AKBP Bahtiar Ujang kepada wartawan, Kamis (20/2).
Mereka pun mengaku baru dibayar gajinya di awal-awal bekerja saja. Dan berharap dengan adanya laporan ini majikannya akan membayarkan gaji-gaji mereka. "Untuk pembayaran, menurut keterangan para pembantu rumah tangga ini mereka berkeinginan dapatkan uang itu saat mereka kembali. Kalau dari keterangan pemilik rumah, tetap akan membayarkan uang mereka setelah mereka kembali, mungkin dititipkan semacam itu," jelas Bahrudin.
Bahtiar mengutarakan, para pembantu tersebut semua ditawarkan oleh orang ketiga untuk bekerja sebagai PRT di rumah tersebut. Dan mereka datang dari daerah yang berbeda-beda. "Ada yang dari Brebes, Pemalang dan lainnya. Usia mereka juga rata-rata 17 dan ada yang mendekati 18 tahun," jelas Bahtiar.
Belum diketahui berapa lama mereka kerja selam sehari dan pekerjaan apa saja yang mereka lakukan selama disekap. "Ini yang sedang kita dalami, kerjaan mereka apa saja. Itu nanti kan sifatnya insidentil (jam kerjanya)," imbuh Bahtriar.
Kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh M ini terungkap setelah seorang pembantu bernama Yuliana bisa keluar dari sang purnawirawan jenderal. Yuli dijemput abangnya yang dibantu petugas kepolisian. Keluarga dan polisi kemudian membawa Yuliana pergi. Lalu gadis asal Ambon itu membuat laporan polisi. (jpnn/dtc)
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
No comments:
Post a Comment