Kepada Yth.
Redaktur Budaya
Di Tempat
Siaran Pers
Selasar Weekend Cinema 2014: ArtHouse Cinema
“Gerhard Richter Painting”
Sabtu, 22 Februari 2014
Pk. 15.00 WIB
di Bale Handap
Selasar Sunaryo Art Space
Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) bekerja sama dengan Goethe-Institut, menyelenggarakan pemutaran film dokumenter “Gerhard Richter Painting”. Pemutaran film ini merupakan awal dari pemutaran film-film lainnya dari rangkaian program reguler Selasar Weekend Cinema 2014: ArtHouse Cinema yang akan dilangsungkan hari Sabtu minggu terakhir di setiap bulan.
Detail dari kegiatan adalah sebagai berikut:
Movie Screening
Sabtu, 22 Februari 2014
Pk. 15.00 WIB – selesai
di Bale Handap, Selasar Sunaryo Art Space
Jl. Bukit Pakar Timur No. 100
Bandung 40198
*Terbuka untuk umum tanpa tiket masuk
Besar harapan kami bahwa rekan-rekan jurnalis berkenan untuk menghadiri dan meliput kegiatan ini, mengingat pentingnya peran media massa dalam mewartakan kegiatan-kegiatan seni budaya di Indonesia. Terima kasih banyak atas perhatian dan kerja sama yang diberikan.
Hormat kami,
Selasar Sunaryo Art Space
Elaine V. B. K.
Program Manager
+62 813 2000 999 7
Informasi selengkapnya:
- http://selasarsunaryo.com/component/content/article/36-programs-2014/305-selasar-weekend-cinema-2014-arthouse-cinema.html
- www.gerhard-richter-painting.de
Trailer:
Sinopsis
"Gerhard Richter Painting"
Director: Corinna Belz, colour, 101 min., 2009-11
Gerhard Richter (1932, Dresden) dianggap sebagai salah satu pelukis kontemporer yang paling penting dan "menyelamatkan lukisan di abad ke-21" (Süddeutsche Zeitung): Richter studi di Akademi Seni Rupa, Dresden, dan setelah melarikan diri ke Jerman Barat melanjutkan studinya di National Academy of Arts, Düsseldorf. Semenjak itu, Richter telah menerima berbagai penghargaan internasional, dan pameran-pamerannya telah diadakan di penjuru dunia. filmmaker Corinna Belz mampu mengamati sang artis selama beberapa hari bekerja di studio, Belz mendokumentasikan proses kreatif dari beberapa lukisan – sampai dengan pembukaan pameran di New York. Dengan rasa ingin tahunya yang sensitif, Belz telah menciptakan sebuah film dokumenter yang unik, jauh dari semua figur-figur tradisional sang seniman, beberapa di antaranya lebih akademis daripada yang lain.
No comments:
Post a Comment