Wednesday, April 9, 2014

[batavia-news] Duka Dibalik Pelaksanaan Pemilu Legislatif Dikalangan Tukang Sablon

 

 

Duka Dibalik Pelaksanaan Pemilu Legislatif Dikalangan Tukang Sablon

Caleg Kerap Ngutang, Selalu Cari Barang Termurah Mulai Dari Kaos, Kartu Nama hingga Pin

fin - Tarmin (kemeja merah) pengusaha sablonTarmin (kemeja merah) pengusaha sablon Foto Fin
Rabu, 9 April 2014

Hingar bingar Pemilu Legislatif ternyata tidak serta merta member angin segar bagi pengusaha sablon.  Diantara mereka malah terpaksa mengerutkan dahi karena ulah para calon legislatif. Kenapa?

 

KING HENDRO ARIFIN

KOTA TANGERANG

 

Sore hari kemarin, INDOPOS bertandang ke work shop milik Tarmin, 40 di kawasan fly over Sudirman, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang. Saat itu pria asli suku Jawa ini sedang sibuk membuat plakat yang dipesan langganannya.

Work shop berukuran 5 x 7 meter tersebut terlihat padat. Beragam jenis hasil sablon terpampang jelas. Mulai dari Pin, stiker, kartu nama, stempel hingga beberapa kaos. Termasuk plakat, piagam dan neon box. Barang-barang tersebut sebagian ditempatkan di etalase kaca dan sebagian lainnya tergantung. Ribuan jenis barang tersebut membuat ruangan terasa sempit. Ditambah lagi Tarmin, menempatkan satu meja kerja khusus untuk mengerjakan barang-barang pesanan konsumen yang bisa diselesaikan hitungan jam.

"Beginilah tempatnya. Padat, sempit dan kotor," katanya dengan nada bergurau.   

INDOPOS sempat tercengang mendengar pernyataan Tarmin yang sudah memulai bisnis Sablon sejak 10 tahun silam. Baginya, pesta demokrasi Pemilu Legislatif atau Pilpres tidak serta merta memberikan keuntungan bagi pengusaha sepertinya. Malah terkadang pengusaha menjadi bunting (istilah yang digunakannya menjelaskan kata merugi, red).

"Tidak terlalu tertarik juga kalau ada Caleg mesan barang-barang. Kalau mau langsung cash sih saya kerjain," ujarnya semabri mengerjakan plakat yang terbuat dari plastik putih persegi.

Alasan yang dikatakan Tarmin membuat jantung bedetak kencang. Bagaimana tidak, beberapa kali pengalamannya menyelesaikan pesanan Caleg. Seperti, kartu nama, Pin, stiker dan kaos lebih kepada kondisi merugi. Para caleg terangnya lebih banyak mengumbar janji untuk membayar. Namun pada kenyataannya, Caleg memilih tidak menyelesaikan kewajibannya membayar seluruh pelunasan atas barang yang dipesan. Kondisi ini selalu dilakukan para Caleg yang nyatanya kalah dalam pertarungan memperebutkan kursi di parlemen.

"Banyak yang ngutang mas. Malas ngerjainnya. Apalagi, sablon sistem kami lebih mahal biaya produksinya dibanding Sablon menggunakan sistem cetak print," ujarnya.

Disebutnya, untuk harga jual Pin saja, dirinya biasa menjual Rp400 rupiah per buah dengan pesanan minimal 1000 Pin. Harga ini sendiri apabila dibandingkan dengan pengusaha yang sudah menggunakan digital printing jauh lebih mahal.

"caleg itu selalu nyari harga yang lebih murah. Kalaupun ke tempat Sablon seperti kami yang masih manual, mereka pasti meminta untuk dberikan kelonggaran membayar. Kadang kalau Calegnya tidak jujur, hutangnya tidak dibayar," paparnya.

Dalam masa kampanye Pileg yang baru saja selesai, Tarmin mengaku hanya menerima orderan dari salah satu Caleg yang memesan kartu nama bergambar foto Caleg , lambing partai dan surat suara milik Caleg. Orderan ini pun diterimanya karena caleg yang bersangkutan bersedia membayar tunai.

"Lebih seneng nunggu pesanan dari Pemda atau sekolah maupun perusahaan. Jarang tidak bayar meskipun pembayaran dilakukan berjangka," ujarnya.

Senada, Budi Setiawan, pemilik Sablon di kawasn Dasana Indah Kelurahan Bojong Nangka Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang mengaku tidak terlalu tergiur dengan pesanan Caleg untuk menyediakan kaos partai. Menurutnya, para Caleg yang berduit biasanya langsung memesan kaos sablon ke kawasan Bandung atau Jakarta. Alasannya sepengetahuan Budi karena harga di Bandung maupun Jakarta jauh lebih murah apabila memesan dengan partai besar.

Budi sendiri mengaku mematok harga untuk satu kaos partai dengan bahan katun Rp30 sampai Rp35 ribu. Harga disesuaikan dengan jumlah warna yang harus disablon di kaos. Termasuk disesuaikan dengan kualitas bahan yang diminta.

"Saya juga lebih memilih Caleg yang langsung mau bayar. Pengalaman yang sudah-sudah kalau ternyata Calegnya kalah, tidak mau bayar. Malah saya pernah dimarahin sama Caleg yang kalah karena menagih utang Sablon," tutupnya.

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment