Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik menolak anggapan kecelakaan kerja di Freeport Indonesia yang menewaskan 28 orang sebagai momen strategis untuk membahas kembali renegosiasi kontrak karya hasil tambang.
Dia menegaskan, pemerintah maupun perusahaan asal Amerika Serikat itu sekarang lebih memilih fokus mencari tahu penyebab kecelakaan. Dalam konferensi pers yang dihadiri pula oleh Presiden Direktur Freeport McMoRan Copper & Gold Richard C. Adkerson, Jero terang-terangan menyebut Freeport masih enggan membahas renegosiasi kontrak bagi hasil tambang.
"Renegosiasi itu sulit, diucapkan saja sulit, apalagi mengerjakan. Tapi kita berjalan terus dengan Freeport, Newmont, Vale, dan tambang-tambang lain," ujar Jero saat jumpa pers di kantornya, Rabu (22/5).
Meski demikian, Jero menolak jika disebut tidak nasionalis hanya karena belum berhasil mengupayakan renegosiasi kontrak karya. Dia berkilah untuk kasus longsor yang menewaskan 28 pekerja asal Indonesia itu, pihaknyalah yang mendesak Freeport supaya memberi santunan besar, mencapai Rp 1 miliar, plus beasiswa bagi putra-putri yang menjadi yatim.
"Saya memihak pada rakyat, saya tidak memihak Freeport. Saya memihak karyawan, tentu saya mengawal kepentingan karyawan yang seharusnya. Memang itu tugasnya pemerintah. Sampai mau (Freeport) kasih beasiswa putra-putri korban, itu penyampaian kami, saya bilang kami harus melindungi karyawan indonesia," paparnya.
Selain itu, fokus Kementerian ESDM saat ini menerjunkan tim ahli memeriksa kualitas keamanan tambang bawah tanah seluruh Indonesia. Tim yang diisi oleh dosen-dosen ahli Institut Teknologi Bandung itu akan memeriksa dulu kondisi tambang di Tembagapura, lokasi Freeport.
"Tim ahli diketuai dosen senior ITB, dibantu tim ahli, orang-orang independen untuk mengecek apa yg terjadi di (Freeport). Tim ini juga mengecek fasilitas tambang bawah tanah kita yang lain, tidak Freeport saja, agar mencegah kejadian seperti ini di masa depan," kata Jero.
Sejak tahun lalu, Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM mengupayakan renegosiasi kontrak karya dengan tambang-tambang milik asing. Target utama pembahasan ulang itu adalah Freeport Indonesia dan Newmont Nusa Tenggara.
Ada enam poin yang masih harus dibahas bersama terkait renegosiasi, yaitu luas wilayah kerja, perpanjangan kontrak, penerimaan negara atau royalti, kewajiban pengolahan dan pemurnian, kewajiban divestasi dan kewajiban penggunaan barang atau jasa pertambangan dalam negeri. Sampai saat ini, pembahasan mandek karena Freeport dan Newmont menolak beberapa klausul yang diajukan pemerintah.
[noe/merdeka]
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
No comments:
Post a Comment