Thursday, December 12, 2013

[batavia-news] SBY: Bangsa yang Bijak tidak Menabukan Perubahan

 

res : Apa yang terjadi jika kepala negara dan rezimnya tidak bijak? Apakah rezim neo-Mojopahit bijak?
 
 

Kongres Kebangsaan

SBY: Bangsa yang Bijak tidak Menabukan Perubahan

Presiden SBY menerima Komitmen Jakarta dari Ketua Forum Pemred   Nurjaman Mochtar, pada Kongres Kebangsaan di Gedung Bidakara, Jakarta,   Rabu (11/12) siang. (foto: rusman/presidenri.go.id)
Presiden SBY menerima Komitmen Jakarta dari Ketua Forum Pemred Nurjaman Mochtar, pada Kongres Kebangsaan di Gedung Bidakara, Jakarta, Rabu (11/12) siang. (foto: rusman/presidenri.go.id)
Jakarta: Selalu ada dua tipe manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni mereka yang ingin perubahan dan yang antiperubahan. Bangsa yang bijak adalah bangsa yang tidak menabukan perubahan.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan hal ini saat menyampaikan pidato kunci pada Kongres Kebangsaan di Gedung Bidakara, Jakarta, Rabu (11/12) pagi. Kongres yang diadakan oleh Forum Pemimpin Redaksi (Pemred) ini bertemakan 'Menggagas Kembali Haluan Bangsa Menuju 100 Tahun Indonesia Merdeka'.

Dalam kehidupan bernegara, ujar Presiden SBY, kedua tipe manusia tersebut sering berbenturan, terutama kelompok ekstrim dari masing-masing kubu. Tipe perama, adalah mereka yang selalu senang dengan perubahan, tiada hari tanpa perubahan. Kedua adalah mereka yang antiperubahan dan berpikiran buat apa perubahan kalau memang sudah baik.

"Mudah-mudahan kita memiliki pikiran yang rasional bahwa sebenarnya perubahan itu tidak ditabukan, sepanjang memiliki kepentingan untuk sebuah kebaikan," ujar Presiden. "Kalaulah ada risiko terhadap perubahan itu, segala sesuatunya telah dikalkulasikan," SBY menambahkan.

SBY memahami bahwa hampir bisa dipastikan bahwa setiap perubahan mengalami penolakan dari berbagai pihak yang tidak menyukai perubahan. Namun, apabila sebuah bangsa sudah sepakat untuk melakukan perubahan maka tidak perlu merasa gentar. Yang terpenting perubahan itu sudah melalui proses perencanaan yang matang.

"Kita tidak boleh menghalangi terjadinya hukum alam bahwa perubahan memang perlu dilakukan. Menganggap sistem yang dianut dalam periode tertentu sudah baik dan jangan diubah, jangan diganti, menurut saya itu mengingkari hukum alam," Presiden menegaskan.

Bangsa yang bijak, lanjut SBY, selalu melakukan evaluasi dan secara sadar melakukan perubahan daripada harus terjadi revolusi sosial atau perubahan yang dipaksakan karena dampaknya sering menyakitkan.

Sebelumnya, Ketua Forum Pemred Nurjaman Mochtar membacakan delapan butir kesepakatan yang tertuang dalam Komitmen Jakarta. Komitmen, yang antara lain berisi tentang pentingnya keberadaan haluan negara dengan kebijakan pembangunan jangka panjang, tersebut kemudian diserahkan kepada Presiden SBY.

Kongres berlangsung sejak kemarin. Pembicara yang juga dihadirkan, antara lain, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua DPD Irman Gusman, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshidiqie, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, dan rencananya akan ditutup oleh Ketua MPR Sidarto Danusubroto. (yun)


I am using the Free version of SPAMfighter.
SPAMfighter has removed 1138 of my spam emails to date.

Do you have a slow PC? Try a free scan!

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment