(SH/Str Agung Natanael)
Reyna Usman.
Jabatan yang disandangnya sebagai Direktur Jenderal (Dirjen) Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) membuatnya harus selalu bersentuhan dengan persoalan tenaga kerja Indonesia (TKI). Apalagi, banyak kasus TKI yang sangat pelik. Itu menuntut perhatian serius darinya.
Reyna Usman (53) belakangan harus memberi ekstra perhatian terhadap kasus TKI overstayed di Arab Saudi. Puluhan ribu TKI yang kini ditampung di tempat pengungsian Shumaisi, Arab Saudi, harus bersabar menunggu upaya pemerintah memulangkan mereka.
"Pemerintah bukan lamban mengurus kepulangan TKI di Arab Saudi. Tapi, mereka harus mendapat exit permit dari Pemerintah Arab Saudi," kata Reyna saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (11/12).
Ia menyadari, mereka yang ada penampungan menunggu kepastian. Namun, Reyna menegaskan, pemerintah berhasil melobi otoritas di Arab Saudi untuk memberi kesempatan TKI tersebut mendapatkan pekerjaan. Kesempatan ini harus dipergunakan para TKI untuk mendapatkan majikan di sana.
Sangat disayangkan, publikasi permintaan tenaga kerja dari luar negeri justru lebih banyak menjadi pekerja domestik. Padahal, permintaan TKI di berbagai negara banyak untuk pekerja formal. Kondisi ini yang ingin dirombak. Pengiriman TKI, meski untuk pekerja domestik, harus memiliki keahlian.
Hal ini terutama berlaku untuk TKI perempuan yang ke luar negeri, menjadi pembantu rumah tangga atau pekerja domestik.
"Pekerja domestik harus memiliki keahlian. Mereka akan bekerja berdasarkan keahliannya," kata Reyna yang menjadi Dirjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Kemenakertrans sejak 2011.
Sertifikat
Keputusan presiden yang menginstruksikan evaluasi menyeluruh dan fundamental terhadap sistem penempatan dan perlindungan TKI mendorong mereformasi sistem penempatan TKI. Pihaknya langsung melakukan terobosan yang fundamental, yakni kebijakan pengiriman TKI mulai 2013 harus berdasarkan keahlian.
Itu ditandai dengan sertifikat. Artinya, TKI hanya akan bekerja sesuai keahliannya. Itu misalnya, keahlian sebagai juru masak maka bekerja sebagai juru masak. TKI tersebut tidak boleh dipekerjakan untuk pekerjaan lain, kecuali ada kesepakatan sebelumnya.
"Kalau sebelumnya seorang TKI mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga, ke depan tidak boleh lagi. Tidak ada pekerjaan rangkap. Semua TKI yang berangkat harus bersertifikat," ujar peraih gelar Doktor Manajemen dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini.
Sertifikat inilah yang menjadi dasar mendapatkan visa kerja. Tanpa sertifikat, visa tidak bisa keluar. Positifnya, atase memiliki data jumlah visa yang dikeluarkan. Begitu juga, TKI yang hanya memakai visa kunjungan, tidak bisa menjadi TKI
Sistem ini sudah diuji coba di Malaysia dan Hongkong. Sekarang untuk Malaysia, sudah ada 800 TKI yang mendapat sertifikat keahlian. Ia mengakui, penerapannya tidak mudah karena jasa pengiriman tenaga kerja harus menyiapkan keahlian TKI yang berstandar di negara penerima TKI. Dampaknya, pengiriman TKI menjadi sangat selektif.
Untuk memperketat permintaan, negara penerima TKI juga harus melakukan agreement dengan Indonesia untuk pengiriman TKI, sebelumnya hanya sebatas memorandum of understanding (MoU). Agreement mengatur jam kerja, upah, hubungan kerja, struktur biaya, kewajiban majikan dan TKI, transfer gaji lewat bank, serta one day off dan kompensasinya.
"Dulu tidak pernah ada pengaturan yang detail. Saya tidak ingin TKI dipandang rendah. Mereka harus bermartabat, terlindungi, dan hidup layak di negara lain," katanya.
Ia menegaskan, pengiriman TKI akan dihentikan mulai 2017. Namun, tidak berarti tidak ada lagi TKI. Hal yang dihentikan adalah pengiriman TKI tanpa keahlian karena pihaknya tidak bisa mencegah seseorang bekerja di mana. Hal yang harus dipersiapkan adalah tenaga kerja yang ahli sehingga di mana pun TKI berada akan memiliki daya tawar yang tinggi.
Perempuan Harus Mandiri
Tidak hanya menata sistem penempatan TKI, Reyna menegaskan, yang harus diperbaiki adalah persoalan di hulu. Itu adalah pendidikan dan keahlian masyarakat, khususnya perempuan agar mampu meningkatkan kualitas diri.
Saat ini tantangan angkatan kerja sangat berat. Jumlah lulusan SD lebih 50 persen yang menguasai angkatan kerja. Keadaan ini harus dirombak. Kemenakertrans tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendirian. Pemerintah daerah dan kementerian lain perlu memberi perhatian.
Ia menuturkan, hanya pendidikan dan keahlian yang bisa mencegah pengiriman TKI tanpa keterampilan. Ia juga tidak tinggal diam menunggu persoalan pendidikan tuntas. Ia mengupayakan agar perempuan lebih banyak mengikuti balai-balai latihan kerja juga membuka bursa kerja di kantong-kantong sumber TKI.
"Mulai 2013, kami bergegas menjadikan perempuan mandiri di negeri sendiri. Dengan strategi itu, kami me-launching hal tersebut di Sidoarjo untuk membangkitkan motivasi perempuan agar mandiri," kata perempuan kelahiran Gorontalo, 6 Desember 1960 itu.
Itu tujuannya mengurangi TKI di luar negeri. Bagaimana pun pasar kerja di luar negeri adalah penyangga untuk mengurangi pengangguran. "Tidak berarti TKI yang di luar negeri bekerja seumur hidup di luar negeri," katanya.
Ia menyatakan, pasar kerja di dalam negeri sebenarnya cukup besar. Apalagi, Indonesia kini menjadi sasaran masuknya tenaga kerja asing. Fokus kementerian menempatkan sebesar-besarnya tenaga kerja dalam negeri.
Jelang pemberlakuan pasar bebas ASEAN 2015, jangan sampai Indonesia kebanjiran tenaga kerja asing. Ada prinsip tenaga kerja itu bergerak ke yang membutuhkannya. Tekadnya, jangan sampai ketenagakerjaan, seperti impor, yang menguasai pasar dalam negeri.
I am using the Free version of SPAMfighter.
SPAMfighter has removed 1202 of my spam emails to date.
Do you have a slow PC? Try a free scan!
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
No comments:
Post a Comment