Jakarta, 31/1 (Antara) - Hanya tujuh bulan lagi tersisa, namun masa pengabdian Gita Wirjawan di Kabinet Indonesia Jilid II berakhir pada 1 Februari 2014 ini. Inilah mungkin kejutan Wirjawan tepat pada Imlek tahun ini.
 
Inilah pertama kalinya seorang menteri mundur untuk alasan politik secara terang-terangan sejak masa pemerintahan Orde Baru hingga kini.
 
Duduk di podium diapit Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, dan Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan, Gunaryo, Wirjawan mengumumkan pengunduran dirinya secara resmi dari kursi menteri perdagangan.
 
Dari mikrofon yang dia genggam, pernyataan dia itu bagi sebagian kalangan mengagetkan, namun tidak untuk beberapa kalangan lain. Wirjawan mengincar kursi yang lebih tinggi dan strategis yakni RI 1 melalui jalur politik Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat.
 
Dihadiri  puluhan wartawan dari berbagai media nasional maupun internasional, tanpa panjang lebar, dia mengungkapkan alasan pengunduran dirinya itu, dia ingin lebih fokus dan terlibat secara penuh dalam proses politik.
 
"Saya sudah merasa selayaknya jika harus mencurahkan seluruh energi dan waktu untuk mensukseskan seluruh upaya yang mulia itu," kata dia.
 
Dalam waktu empat menit 15 detik, dia menyudahi jumpa pers tersebut tanpa memberikan kesempatan bagi para wartawan untuk melontarkan pertanyaan terkait keputusan mendadakpengunduran dirinya itu.
 
Langkah itu seolah menggambarkan betapa besar keinginannya untuk menduduki kursi RI 1 meskipun dirinya belum tentu maju menjadi calon presiden dari Partai Demokrat kerena dia juga harus bersaing dengan 10 peserta konvensi lainnya.
 
Namun, tidak pelak, pengumuman pengunduran diri pria yang lihai memainkan piano itu seolah bertabrakan dengan kabar yang beredar sebelumnya.
 
Saat itu, menurut Wirjawan, tidak ada yang lebih penting daripada untuk menyelesaikan tugas sebagai menteri perdagangan. Namun agaknya benar kata orang: manusia bisa berubah...
 
Pada perayaan tahun baru China 2565 alias Imlek yang tepat jatuh pada 31 Januari 2014, Wirjawan akhirnya memberikan "kado" tahun baru dengan meninggalkan kursi menteri perdagangan dan memasuki dunia yang sesungguhnya belum pernah dia cicipi, yakni politik.
 
Bagaimanapun langkah Wirjawan selanjutnya untuk bersaing pada Pemilihan Umum 2014, dia masih harus menyingkirkan lawan politiknya dalam Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat sebelum bertarung di medan perang yang sesungguhnya.
 
Di balik pengunduran diri itu, Indonesia tengah impor banyak komoditas dengan menghabiskan banyak dana negara; padahal hampir semua yang diimpor itu bisa diproduksi di dalam negeri demi kemandirian bangsa.
 
Sebutlah beras, itupun dia putuskan harus diimpor beras dari Viet Nahm, juga daging sapi, garam industri, dan lain sebagainya.