Tuesday, January 28, 2014

[batavia-news] Rakyat Miskin Bertambah

 

 
 

Rakyat Miskin Bertambah

Senin, 27 Januari 2014 Penulis: Gayatri Suroyo/Tlc/*/Wib/X-2
KANTONG mata Janus Ginting, 45, mengembang saat menceritakan sawahnya yang tak bisa ditanami lagi akibat debu erupsi Gunung Sinabung, Sumatra Utara. Tangisnya pun pecah saat ditanya apa yang akan ia lakukan ke depan.

''Saya bangkrut. Saya tidak tahu bagaimana. Mudah-mudahan ada yang membantu,'' ujarnya.

Janus tidak sendiri. Puluhan ribu orang di Tanah Karo kini kelimpungan karena sawah mereka tak bisa ditanami. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo menyebutkan jumlah tanaman pangan yang rusak akibat debu vulkanis Sinabung mencapai 20.269 hektare.

Derita yang sama dirasakan Sumarto, 41, warga Pati, Jawa Tengah. Sawah yang baru sebulan ia tanami padi tak mungkin diharapkan tumbuh lagi.

''Pasti gagal panen, Mas. Padahal, hasil panen rencananya buat biaya pendidikan anakanak saya,'' ujar dia, kemarin.

Bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia telah memukul aktivitas perekonomian rakyat. Pengamat ekonomi Hendri Saparini memperkirakan akan ada sekitar 450 ribu orang miskin ba ru akibat bencana dalam be berapa waktu terakhir. Jumlah penduduk miskin diperkirakan menjadi 29 juta orang, atau naik 1,5% jika dibandingkan dengan laporan Badan Pusat Statistik September 2013 yang berjumlah 28,55 juta orang. ''Sangat mungkin meningkat,'' kata Hendri saat dihubungi, kemarin.

Kenaikan angka kemiskinan pascabencana, lanjut Hendri, disebabkan belum adanya program penanggulangan lanjutan (recovery) untuk aktivitas ekonomi masyarakat. ''Misalnya, adakah program pengendalian harga bahan pokok setelah bencana alam?,'' imbuhnya.

Pengamat ekonomi Universitas Brawijaya Ahmad Erani Yustika menilai kerugian terbesar akibat bencana alam datang dari Jakarta. Hal tersebut lantaran Ibu Kota merupakan pusat ekonomi di Indonesia.


Dampak meluas

Bertambahnya jumlah orang miskin juga terjadi karena dari tahun ke tahun, dampak bencana kian meluas. Data Kementerian Pertanian menunjukkan rata-rata areal tanaman padi yang terkena banjir pada Januari selama kurun waktu 2007-2011 seluas 72.963 hektare.

Namun, pada Januari periode musim kering di 2012 dan musim penghujan 2012/2013, area terdampak naik menjadi 132.429 hektare.

''Angka ini memprihatinkan karena naik hampir dua kali lipat,'' ujar Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Udhoro Kasih Anggoro.

Kondisi pun bertambah parah karena dana penanggulangan bencana untuk tanggap darurat dan rehabilitasi tidak mencukupi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebutkan rata-rata per tahun kerusakan dan kerugian akibat bencana mencapai Rp30 triliun. Padahal, alokasi dana penanganan bencana yang disediakan APBN hanya Rp3 triliun.

''Dana yang terlalu sedikit membuat upaya pemulihan bencana memerlukan waktu paling cepat 3 tahun,'' ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment