(dok/antara)
Suasana tanggul sungai Udhu yang jebol di Jatirejo, Kauman, Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (13/12). Jebolnya tanggul sungai akibat hujan deras tersebut mengakibatkan ribuan hektar sawah terendam banjir hingga ketinggian mencapai dua meter.
JAKARTA - Tingginya pemakaian pupuk kimia sintetis, pestisida, dan benih hibrida diperkirakan menjadi pemicu ledakan hama penyakit. Di sisi lain, faktor iklim tidak terlalu mendukung usaha pertanian. Oleh karena itu, diperkirakan terjadi gagal panen secara meluas di Indonesia tahun depan.
Demikian diungkapkan para ahli dan pengamat masalah lingkungan pertanian, di Jakarta, Selasa (24/12).
Hermanu Triwidodo, dari Departemen Proteksi Tanaman, Fakutas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) mengemukakan, pembangunan pertanian yang ada saat ini bisa berimplikasi ancaman kirisis pangan. Itu terlihat dari pendekatan yang dilakukan untuk meningkatkan produksi padi.
"Produksi yang didorong menggunakan input luar yang tinggi, seperti pupuk kimia sintetis, pestisida, benih hibrida, menjadikannya rentan munculnya ledakan hama penyakit," ujarnya.
Menurut Hermanu, sepanjang 2013 telah terjadi titik-titik serangan hama, terutama wereng di sentra produksi padi Jawa. "Jika hal ini terjadi, situasinya akan sama dengan 2010-2011, terjadi gagal panen dan impor kembali meningkat," ia memaparkan.
Hermanu mengingatkan pemerintah menghindari ancaman ledakan hama dan krisis pangan ini. Pemerintah harus segera menyelamatkan petani dari kerugian, sekaligus menyelamatkan negara dari krisis pangan. "Salah satunya dengan moratorium dan merevisi peraturan yang mengatur peredaran pestisida," katanya.
Sementara itu, Suryo Wiyono dari Direktorat Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian IPB menilai, pentingnya penyelarasan dan perbaikan kebijakan di sektor pertanian pangan. Keselarasan kebijakan diperlukan dari pemerintah pusat hingga daerah.
Tanpa itu, persoalan-persoalan di pertanian sulit diatasi. "Pembangunan pertanian dengan pendekatan pertanian berkelanjutan dan pengendalian hama penyakit secara terpadu (PHT) perlu dilakukan," ujarnya.
Ia mengajak semua pihak mengampanyekan dan mempraktikkan pertanian ramah lingkungan dan mengadopsi kegiatan PHT. Langkah ini diperlukan untuk menghindari gangguan hama penyakit, seperti dalam kasus wereng yang muncul kembali tahun ini.
Manajer Advokasi Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah menyatakan, pembangunan pertanian pangan selama ini dilakukan setengah hati. Program dan gerakan pembangunan hanya di atas kertas, namun lemah implementasi.
"Revitalisasi yang dilakukan dengan tujuan akhir menyejahterakan petani justru makin meminggirkan petani," kata Said.
Target swasembada 2014 hampir dipastikan tidak tercapai. Indonesia tetap tidak bisa keluar dari jeratan impor, meskipun ada peningkatan produksi. Padahal, laju impor yang besar menempatkan negara dalam "kuasa" pihak lain. Ini menunjukkan kegagalan menjaga kedaulatan.
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
No comments:
Post a Comment