Beberapa Rumah sakit Jiwa di berbagai daerah sudah disiapkan untuk DPR yang gagal
Menjelang Pemilu tahun 2009 nanti bisnis atribut partai begitu semarak, bahkan omset pemain bisnis atribut partai bisa mencapai ribuan persen dibandingkan dengan hari-hari biasa. Namun saat pemilu berakhir, masih adakah bisnis menarik terkait dengan pemilu dan calegnya? Ternyata masih ada.
Sebut saja H Sahal yang selama ini berprofesi sebagai kontraktor lepas di Sumbawa, jauh-jauh hari sudah merencanakan bisnis yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain terkait dengan mantan calon legislatif (caleg) yang berkompetisi dalam pemilu nanti.
Dicontohkannya saat ini caleg yang terdaftar di KPUD Sumbawa sebanyak 742 orang dan yang bisa duduk sebagai anggota DPRD Sumbawa hanya sebanyak 42 sisanya sebanyak 702 orang kembali menjadi pengangguran.
Angka 702 orang ini terbilang pasar yang bagus jika paska pemilu nanti telah didirikan rumah sakit jiwa. "Kemungkinan tingkat stres yang parah akan berada di caleg urutan 1 atau 2 yang gagal menjadi anggota DPRD," jelas pak Haji yang kadang-kadang vokal sebagai aktivis.
Jika saat ini ada 32 partai dengan 4 daerah pemilihan maka akan ada caleg dengan nomor urut 1 dan 2 sebanyak 256 orang. Jika dari 256 orang ini 40 orang duduk sebagai anggota DPRD Sumbawa maka yang mengalami stres berat 216 orang.
Potensi 216 orang yang stres ini sangat layak untuk mendirikan rumah sakit jiwa di Sumbawa karena saat ini di Sumbawa belum ada rumah sakit jika.
Nah, ada yang punya ide lain untuk menampung ribuan caleg di seluruh Indonesia, yang potensi untuk menjadi gila terbuka lebar siapa tahu pas.
RSJ Jabar Siap Layani Caleg Frustasi
BANDUNG Separuh calon anggota legislatif di Jawa Barat mengalami gangguan emosional dan depresi. Karena itu, menjelang pelaksanaan pemilu 9 April 2009, Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jabar menyediakan klinik khusus pasien depresi dan layanan konsultasi 24 jam.
Direktur RSJ Provinsi Jabar, Baniah Patriawati, mengakui, separuh caleg di Jabar mengalami depresi dan gangguan emosional. Dia menjelaskan, kondisi itu dinilai wajar. Dia menjelaskan, depresi dan gangguan emosional tidak bisa dijadikan dasar untuk menghalangi niat menjadi wakil rakyat.Yang tidak boleh itu psikotik (gila) atau gangguan jiwa, ujar Baniah kepada Republika di kantornya, Rabu (18/3). Dia menyatakan, banyak faktor yang menunjang seseorang mengalami gangguan emosional atau depresi.
Hasil penelitiannya, kata Baniah, 20 persen dari populasi warga Jabar (42 juta jiwa) mengalami gangguan emosional. Gangguan emosional, sambung dia, terjadi pula anak usia di bangku SD, SMP, dan SMA. Untuk itu, imbuh dia, bukan hal yang aneh bila gangguan tersebut terjadi pula pada caleg.
Meski demikian, pihaknya tetap akan mengantisipasi melonjaknya pasien gangguan jiwa, khusus pascapemilu. Menurut dia, bukan hal yang tidak mungkin caleg yang gagal menjadi wakil rakyat mengalami gangguan jiwa.
Antisipasi yang dilakukan RSJ Jabar, sebut Baniah, yakni dengan menyediakan klinik depresi dan layanan konsultasi 25 jam. Bahkan, tambah dia, jumlah sumber daya manusia (SDM) yang akan menangani pasien akan ditambah.
Saat ini, tambah Baniah, di RSJ Jabar terdapat psikiater, psikolog, perawat, rekan medis, psikolog, dokter umum, dan pembantu rumah sakit. Dalam situasi normal, sambung dia, masing-masing profesi menyediakan dua personel.Di musim kampanye dan pemilu ini, pihaknya menyediakan masing-masing profesi sebanyak lima orang. Itu bagian dari antisipasi kami, baik untuk caleg atau masyarakat umum, tambahnya.
Dia menandaskan, fasilitas rawat inap pun disiagakan bagi 285 pasien. Kata Baniah, saat ini sekitar 80 persen dari kapasitas rawat inap sudah terisi.
Psikiater dari Rumah Sakit Hasan Sadikin, dr Tedi Hidayat, menjelaskan, pada pemilu 2009, ancaman terjadinya gangguan mental emosional caleg lebih berat dibandingkan pemilu 2004. Dia menyatkan, dalam pemilu 2009, caleg yang gagal terpilih menjadi wakil rakyat berpeluang frustasi, cemas, hingga gangguan jiwa berat.Bisa jadi psikotik (gila), ujar Tedi kepada Republika, Rabu (18/3). Dia menandaskan, saat ini, baik secara kualitas dan kuantitas, peluang maraknya caleg yang akan mengalami gangguan jiwa sangat terbuka.
Tedi menandaskan, pada musim kampanye sekarang, dipastikan caleg mengalami kecemasan. Banyaknya rival dan pengeluaran uang untuk suksesi pemilu 2009, tambah dia, memberi kontribusi kuat pada kondisi psikologis caleg.
Terlebih lagi, sambung Tedi, warga Indonesia saat ini sudah memiliki bakat mental emosional. Tidak pemilu pun sering emosional, apalagi saat menjadi caleg, tambahnya. san/kpo
BANJARMASIN, KOMPAS.com Penderita gangguan kejiwaan diperkirakan bertambah di Kalsel setelah pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 2009. Pasalnya calon anggota legiskatif (caleg) yang gagal duduk di parlemen berpotensi menderita gangguan jiwa berupa depresi dan stres.
Selain kehilangan banyak dana untuk membiayai proses ke kursi parlemen, para caleg itu juga akan mendapat malu dengan lingkungannya karena gagal menjadi wakil rakyat.
Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum Kalsel, dr Asyikin SPKJ, mengatakan, ini sudah ada 160 kamar untuk pasien sakit jiwa termasuk untuk para caleg yang gagal.
"Bahkan sudah ditambah 30 kamar, yang siap menampung siapa saja yang mengalami gangguan jiwa," ujarnya
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
No comments:
Post a Comment