Thursday, November 28, 2013

[batavia-news] Indonesia Minim Penelitian Pengasaman Laut

 

res : Buat apa selidiki laut, airnya dalam lagi berbahaya, lebih praktis cerita dongeng tentang langit biru untuk mudah nyolong uang rakyat alias korupsi, demikianlah kalau disingkat falsafah rezim neo-Mojopahit.
 
 
 
Indonesia Minim Penelitian Pengasaman Laut
Sulung Prasetyo | Kamis, 28 November 2013 - 17:33 WIB
: 65


(dok/WWF)
Negara-negara kepulauan kecil disarankan bersiaga terhadap dampak pengasaman.

Banyak pihak sudah memprediksi pemanasan global akan memengaruhi kehidupan laut. Selain pemutihan karang, pengasaman atau asidifikasi karang juga akan menggejala.

Ironisnya, Indonesia sebagai pemilik bagian terbesar dari Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle) dunia, malah seperti meremehkan kehadiran fenomena perusak karang tersebut.

Para peneliti dunia sudah sepakat penyebab pemanasan global merupakan ulah manusia. Hal tersebut terbukti dalam laporan berkala yang dikeluarkan Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (Intergovermental Panel for Climate Change/IPCC).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, para pihak mulai menggeser bahan bahasan menjadi dampak-dampak yang mungkin ditimbulkan dari fenomena tersebut.

Ada dua dampak pemanasan global pada lautan yang kemudian dipaparkan para kalangan peneliti. Pertama, akan terjadi fenomena pemutihan karang. Karang-karang laut akan memutih karena panas permukaan laut meninggi.

Dampak kedua adalah terjadinya asidifikasi karang karena laut menyerap karbon dioksida (CO2). Anasir CO2 dikenal sebagai penyebab utama pemanasan global. Akibat tingginya CO2 di angkasa, sinar matahari tetap terperangkap di bawah atmosfer Bumi. Sinar matahari yang terperangkap tersebut kemudian hanya akan memantul-mantul di Bumi, membuat suhu makin panas.

Dampak

Carol Turney, Peneliti dari Laboratorium Laut Plymouth di AS, menyarankan negara-negara kepulauan kecil bersiaga terhadap dampak asidifikasi tersebut, termasuk hilangnya stok makanan dari lautan.

"Terumbu karang dan ikan penting sebagai sumber makanan. Keduanya akan mengalami dampak paling berat. Makin tingginya asidifikasi level, diprediksi akan menghambat pertumbuhan karang hingga akhir abad ini," tuturnya, di sela penyelenggaraan Konferensi Perubahan Iklim, di Warsawa, Polandia yang berakhir Jumat (22/11).

Menurutnya, yang paling berat menerima kondisi tersebut merupakan rakyat miskin yang hingga kini masih banyak hidup di pesisir. Hingga kini diperkirakan, seluruh CO2 yang kini masih terperangkap di angkasa meningkatkan kadar asidifikasi laut hingga 26 persen.

Akhir abad ini diperkirakan tingkat asidifikasi laut melebihi angka 170 persen bila lepasan CO2 masih seperti saat sekarang ini.

Dengan nilai setinggi itu, daerah-daerah dengan terumbu karang tinggi diperkirakan akan mengalami kerusakan serius. Indonesia merupakan salah satu daerah yang diperkirakan akan mengalami bencana tersebut. Itu karena Indonesia merupakan pemilik terbesar kawasan Segitiga Karang di Asia Pasifik.

Belum Serius Diteliti

Namun, sayangnya hingga kini kondisi dampak pengasaman laut seperti tersingkir dari penelitian-penelitian ilmuwan kelautan Indonesia. Banyak pihak mengalami kesulitan bila ingin mencari sumber-sumber tentang pengasaman air laut di Indonesia.

Tri Soekirman, dari The Nature Conservancy juga mengakui hal tersebut. Dalam kunjungan tim TNC ke redaksi Sinar Harapan, Kamis (20/11) disebutkan pengasaman laut seharusnya memang benar terjadi di Indonesia. Namun, lokasi dan jumlahnya masih belum diketahui pasti.

"TNC belum banyak meneliti mengenai dampak pengasaman laut di Indonesia. Dampaknya bisa sangat dahsyat bila terus didiamkan," ujar Tri.

Sulitnya referensi mengenai pengasaman laut juga diakui Suryo Kusumo, Peneliti dari Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB). Dalam pembicaraan yang dilakukan Jumat lalu, Suryo mengatakan, memang hanya sedikit referensi yang membahas pengasaman laut di Indonesia. Hal tersebut disebabkan masih minimnya penelitian yang dilakukan pada bidang tersebut.

"Banyak penelitian mengenai pengasaman karang laut karena penyerapan karbon dioksida justru dilakukan peneliti asing. Padahal, Indonesia dikenal sebagai salah satu area pemilik terumbu karang terbesar di dunia," ujarnya.

Hingga kini, peneliti-peneliti bidang kelautan seperti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) atau Badan Penelitian Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), masih belum dapat mendalami masalah pengasaman laut tersebut.

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment