(dok/antara)
Penduduk Papua memotong pohon sagu untuk dijadikan makanan.
MANOKWARI – Para pakar sagu dari sejumlah negara, seperti Jepang, Australia, Thailand, Afganistan, dan Malaysia, serta para peserta simposium internasional sagu meninjau lokasi lahan penanaman sagu di Distrik Masni, Kabupaten Manokwari, Jumat (8/11).
Mereka juga melihat dari dekat proses menotok sagu secara tradisional.
Ketua Perhimpunan Pendayagunaan Sagu Indonesia, Prof Nadirman Haska mengatakan pada simposiun internasional, pihaknya berkesempatan meninjau langsung lahan pembibitan sagu milik Balai Kehutanan di Distrik Masni.
"Kami sudah melihat koleksi-koleksi, tetapi hanya kita dapati tujuh kultivar yang berumur paling tua enam tahun. Kita juga melihat bagaimana masyarakat menanam sagu di tempat ini," ujarnya kepada wartawan.
Nadirman menuturkan, sagu merupakan tanaman asli Papua sehingga perlu dipikirkan agar tanaman ini dapat menjadi komoditas andalan daerah ini. "Para peneliti Jepang menaruh perhatian terhadap tanaman sagu ini karena dapat memberikan kehidupan kepada masyarakat," tuturnya.
Menurutnya, peneliti Jepang mengatakan tanaman sagu dapat menyelesaikan masalah pangan dunia pada abad ke-21 ini. Hal itu, ia melanjutkan, harusnya segera disikapi pemerintah dan masyarakat di Papua.
Sementara itu, Nadirman sudah melakukan penelitian sagu selama 30 tahun.
Ia mencatat setiap tahun tidak kurang dari 8 juta ton tepung sagu yang harusnya dapat diproduksi. Namun, ujarnya, tanamannya mati karena telah uzur akibat tidak dipanen.
Padahal, ia menjelaskan, jika dipanen maka dapat memenuhi kebutuhan karbohidrat 80 juta orang. Untuk itu, ujarnya, tidak ada alasan bagi Indonesia kekurangan makanan bila memanfaatkan sagu.
Gubernur Papua Barat, Abraham O Atururi mengatakan provinsi ini memiliki aset kekayaan yang melimpah dan sangat potensial.
Ia mencontohkan salah satunya sagu yang tersebar di hampir wilayah pesisir Papua. Ia mencatat total luasan sagu alam di Papua kurang lebih 671.635 hektare (ha) terutama di kawasan Teluk Bintuni, Babo, dan Sorong Selatan.
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
No comments:
Post a Comment