Monday, November 4, 2013

[batavia-news] TANTANGAN KEPENDUDUKAN DAN KB SEMAKIN BERAT

 

res:  Banyak seman badan enak-enakan tak salah, tetapi harus juga sadar kesanggupan bertanggung jawab untuk memberikan kehidupan menada kepada produk yang diciptakan. 
 
 
umat, 1 November 2013 11:04 WIB

TANTANGAN  KEPENDUDUKAN  DAN  KB  SEMAKIN BERAT

Oleh : Dr. Mulyono D. Prawiro

PROGRAM Kependudukan dan Keluarga Berencana mengalami pasang surut, bukan hanya para pemerhati yang mencermati masalah perkembangan Kependudukan dan KB yang terjadi di tanah air, tetapi pemerintah sendiri sekarang ini sudah mulai meningkatkan perhatiannya terhadap masalah tersebut.

Sejak masa reformasi, terkesan perhatian pemerintah terhadap program ini relatif mengendor dan beberapa pimpinan di daerah banyak yang tidak menaruh perhatian secara serius, karena mereka menggangap tidak terlalu banyak berpengaruh terhadap peningkatan APBD.

Seperti diketahui, bahwa diawal tahun 1970 sampai menjelang akhir tahun 2000, perhatian pemerintah terhadap program Kependudukan dan KB sungguh luar biasa, terutama perhatian Presiden Soeharto dan seluruh jajaran kabinet serta para pimpinan daerah, termasuk Gubernur, Bupati/Walikota dan bahkan sampai lurah/kepala desa memiliki perhatian yang sangat tinggi. Bukan hanya jajaran pemerintah saja yang menaruh perhatian, tetapi hampir semua komponen bangsa termasuk diantaranya lembaga sosial kemasyarakat, perusahaan pemerintah dan swasta, tokoh agama, kalangan perguruan tinggi dan militer.

Tidak dipungkiri dimasa lalu, program Kependudukan dan KB Indonesia gaungnya luar biasa dan mencapai puncak kejayaannya, sehingga berbagai penghargaan dunia mampu diraih Indonesia, dan ini merupakan program unggulan yang berhasil dengan sangat membanggakan bagi bangsa Indonesia. Salah satu kunci pokok keberhasilan pembangunan adalah dengan mengajak semua komponan bangsa ikut serta berpartisipasi aktif.

Diantara berbagai program pembangunan terutama di daerah, adalah memasukan unsur Kependudukan dan KB sebagai prioritas dan pilar pembangunan daerah, sehingga setiap Kepala Daerah wajib mensukseskan program Kependudukan dan KB. Apabila Kepala Daerah mampu mendorong rakyatnya untuk ikut serta berpatisispasi dalam bidang Kependudukan dan KB, maka pimpinan daerah tersebut dinyatakan berhasil dalam pembangunan.

Program KB bukan hanya mendorong orang untuk sadar ber-KB dalam arti sempit atau mau menggunakan alat kontrasepsi saja, tetapi dalam arti luas adalah bagaimana mewujudkan cita-cita bangsa agar bangsa ini dapat hidup lebih sejahtera.  Dalam kemasan masa lalu disebutkan sebagai upaya menciptakan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Karena KB dalam arti penyadaran orang untuk tidak memiliki anak banyak sudah dianggap berhasil, maka diperlukan adanya pengisian program yang lebih komprehensif, diantaranya adalah bagaimana membuat penduduk atau keluarga dapat hidup lebih sejahtera, lebih harmonis dan lebih berkualitas.

Saat ini pertumbuhan kualitas penduduk masih relatif lamban, sehingga perlu adanya terobosan baru untuk menjadikan penduduk yang berkualitas. Dengan adanya penduduk yang berkualitas, maka akan mampu sebagai menunjang kualitas pembangunan yang berkelanjutan.  Dalam upaya mencapai penduduk yang berkualitas, maka semua kalangan diajak ikut serta berpartisipasi aktif dan mendapatkan peran yang terhormat. Semua merasa memiliki dan semua merasa ikut bertanggung jawab.

Seperti halnya yang pernah diutarakan Sekretaris Yayasan Damandiri, Dr. Subiakto Tjakrawerdaja, bahwa kita sebagai bangsa perlu membangun kepedulian dan membentuk tim yang kuat dan solid. Membangun apa yang disebut sebagai "Super tim," bukan "Superman", sehingga diharapkan semua orang dapat berpartisipasi dan berperan sesuai dengan bidangnya masing-masing untuk kemajuan bangsa. Itu bisa diwujudkan dalam kelompok-kelompok Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya).

Indonesia pernah jaya dalam bidang Kependudukan dan KB ini, dan keberhasilan ini bukan saja diakui oleh masyarakat dalam negeri, tetapi beberapa negara lain mengacungkan jempol terhadap Indonesia, karena Indonesia mampu menekan laju pertumbuhan pendudukan dengan sangat membanggakan dan bukan hanya itu saja, tetapi angka kemiskinan pun dari tahun ke tahun mengalami penurunkan yang cukup berarti.

Datanya riil dan tidak direkayasa serta diakui dunia. Dari segi jumlah penduduk, para ahli kependudukan pada tahun 1970-an, termasuk diantaranya Prof Dr Widjojo Nitisastro, memperkirakan bahwa pada tahun 2000, jumlah penduduk Indonesia akan mencapai sekitar 280 juta jiwa, hal itu diprediksikan apabila program KB di Indonesia dinyatakan tidak berhasil.

Namun apabila Indonesia berhasil dalam program Kependudukan dan KB, maka perkiraan jumlah penduduk pada tahun 2000 akan lebih rendah yaitu pada kisaran angka 220 juta jiwa. Namun dalam kenyataannya, pada tahun 2000 yang lalu, penduduk Indonesia tercatat 203,5 juta, ini berarti jauh dari prediksi para ahli kependudukan, sehingga lebih dari 75 juta bayi tidak jadi dilahirkan di Indonesia dalam kurun waktu 1970 – 2000.

Pemerintah dalam hal ini BKKBN Pusat dan Daerah serta para mitranya dan unit pelaksana program pada waktu itu bekerja super keras dengan melibatkan semua unsur masyarakat untuk berkampanye dan menggelorakan "Dua Anak Cukup, Laki-laki Perempuan Sama Saja", dengan berbagai poster besar yang bergambarkan keluarga yang sedang tersenyum bersama dua anaknya.

Diyakini bahwa hanya satu atau dua lembaga tidak akan mungkin berhasil membangun sumber daya manusia yang jumlahnya sangat melimpah, tetapi diperlukan kerja sama dengan berbagai instansi dan lembaga untuk bersama-sama membangun bangsa. Kampanye dengan menggunakan poster dan bergambarkan keluarga yang sedang tersenyum dengan kedua anaknya ternyata lebih efektif dibandingkan dengan gambar penduduk yang berjubel dengan tulisan besar "Awas Ledakan Penduduk ".

Kampanye dengan cara seperti itu seolah-olah terkesan bahwa rakyat ditakut-takuti, dengan demikian hampir pasti rakyat tidak tertarik untuk ikut berpartisipasi. Bila ingin menggelorakan Kependudukan dan KB, pemerintah dan kita semua harus menjadi contoh dan tauladan, bagaimana kita harus tersenyum dan menunjukkan kegembiraan dan memberikan solusi bagaimana membuat hidup lebih bahagia dan sejahtera, bukan dengan cara menakut-nakuti rakyat.

Beberapa tantangan berat dalam bidang kependudukan yang dihadapi bangsa ini ke depan, antara lain adalah bahwa penduduk Indonesia akan terus mengalami kenaikan, siapapun Presiden maupun Kepala BKKBNnya. Jumlah penduduk pencari kerja jumlah juga semakin bertambah besar. Mobilitas penduduk yang masih timpang, disparitas penduduk miskin dan penyebaran yang tidak merata.

Menurut Prof. Dr. Elim Salim,  bahwa kuantitas penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan terutama berada di Jawa dan Sumatera, namun bila dilihat dari keparahan kemiskinan, maka keparahan kemiskinan itu berada di wilayah timur Indonesia. Berbagai kendala kependudukan muncul dipermukaaan dan belum terlihat ada solusi yang ampuh untuk menangani masalah ini. (Penulis adalah Dosen Pascasarjana dan Anggota Senat Universitas Satyagama, Jakarta)

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment