Thursday, February 6, 2014

[batavia-news] Ekonomi Tumbuh Tapi Angka Kemiskinan Naik, Ini Jawaban Menkeu

 

res : Bagus sekali pernyataan menteri keruangan. Membicarakan pertumbuhan ekonomi (economy growth) harus juga dikaitkan dengan distribusi pendapatan (income distribution), kalau pertumbuhan ekonomi naik, tetapi distribusi pendapatan tidak meluas (merata), maka angka kemiskinan juga naik. Mungkin politik ekonomi rezim  NKRI tidak mencakup hal tsb.
 
Patut dicatat bahwa tentu saja ada yang menikmati hasil pertumbuhan ekonomi, tetapi yang menikmati hasilnya ini hanya berkisar pada segelintir grup manusia, yaitu kaum berkuasa dan sobat bin sahabat elit mereka yang berkerumum dipanggung kekuasaan dan sekelilingnya. Mereka yang berada diluar lingkungan tsb hanya seperti dikatakan dalam doktrin taik kuda (horse shit doctrine) oleh Kenneth Galbraith, antara lain masa rakyat diumpamakan dengan burung glatik hanya bisa mrncicip sisa-sasa gandum  yang terdapat dalam taik kuda.
 
Dalam hal distriusi pendapatan di NKRI bisa juga dilihat gejalanya regional (propinsi), maka oleh sebab itu dalam sensus BPS 2010 terdapat kurang lebih 10 propinsi yang dinayatakan miskin, rakyatnya miskin (dimiskinkan) sekalipun tidak sedikit hasil tambang bernilai tinggi dikeruk tiap tahun dari propinsi-propinsi tersebut. .
 
 
 

Ekonomi / Makro

Ekonomi Tumbuh Tapi Angka Kemiskinan Naik, Ini Jawaban Menkeu

Rabu, 5 Februari 2014 | 20:29 WIB
 
JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2013 teracatat sebesar 5,78 persen. Namun, angka tersebut tidak diikuti oleh penurunan angka kemiskinan.

Tingkat kemiskinan malah cenderung meningkat. Pada bulan Maret 2013, angka kemiskinan tercatat sebesar 11,37 persen. Akan tetapi pada bulan September 2013 angka kemiskinan melonjak naik menjadi 11,47 persen.

"Angka kemiskinan itu kelihatannya naiknya di periode September. Itu naiknya sekitar 0,1 persen. Itu yang paling sensitif harga makanan," kata Menteri Keuangan M Chatib Basri di Kantor Kemenkeu, Rabu (5/2/2014).

Chatib menjelaskan sebagian besar konsumsi masyarakat miskin adalah makanan. Bahkan terkadang untuk konsumsi makanan pun tidak terpenuhi. Masyarakat miskin tidak membeli barang mewah, BBM bersubsidi, dan menggunakan moda transportasi publik.

"Porsi terbesar adalah harga makanan. Maka kita buat kebijakan waktu itu kuota dihilangkan. Daging naik, cabai naik, inflasi pangannya masih relatif tinggi pada September. Makanya dibuat kebijakan untuk menghilangkan kuota. Baru kemudian harga makanan mengalami penurunan," ujarnya.

Lebih lanjut, Chatib berharap pada bulan Maret mendatang tingkat kemiskinan dapat turun. Ini karena masyarakat miskin adalah pihak yang paling sensitif terhadap harga. Yang harus dijaga, lanjut dia, adalah jangan sampai efek banjir memberi dampak ke harga pangan.

"Tapi jangan lupa Febrari atau Maret itu ada panen. Kalau panen harga pangan akan mengalami penurunan," kata Chatib.

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment