Panglima TNI Ajak Ulama Tolak Faham Neoliberalisme
KOTA – Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengajak para alim ulama untuk menolak paham neoliberalisme di Indonesia. Sebab, jika paham neoliberalisme dibiarkan tumbuh subur di negeri ini, maka akan mengancam kedaulatan dan ketahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal itu disampaikan Panglima TNI di hadapan duaribuan alim ulama, pada acara Silaturahmi TNI, Polri, dan Ulama se-Indonesia dalam Rangka Wawasan Kebangsaan dengan tema "Peran Ulama, TNI, Polri dalam menjaga kedaulatan Indonesia dalam menjaga Stabilitas", yang digelar dalam rangkaian Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Dupan Hall, Kota Pekalongan, Selasa (4/2).
Menurut Jenderal Moeldoko, paham liberalisme merupakan sebuah mekanisme ekonomi yang sepenuhnya diserahkan pada pasar bebas dunia. Hal tersebut tidak sejalan iklim geopolitik ekonomi Indonesia yang menganut paham Demokrasi Pancasila. Mulanya paham neoliberalisme dianut Amerika Serikat dan Cina. Namun, paham tersebut sudah tidak sejalan dengan sistem demokrasi Amerika Serikat dan Cina.
Pada acara yang juga menghadirkan Kapolri Jenderal Pol Sutarman Panglima TNI menilai, saat ini Indonesia justru masih menganut paham neoliberalisme. Padahal ditegaskan bahwa paham itu tidak lagi cocok dengan iklim geopolitik-ekonomi, sehingga akan mengancam NKRI. Dalam paparannya, ia memotret kondisi Indonesia yang tidak konsisten dengan Demokrasi pancasila.
Ia mencontohkan mengenai konsumsi garam dan kedelai. Masyarakat kita tahunya bahwa garam yang dikonsumsi sehari-hari pasti produksi dalam negeri, terutama Madura. Namun kenyataannya, Indonesia masih impor garam dari Australia.
"Apakah garam yang kita konsumsi semuanya asli dari Madura? Ternyata tidak. Garam tersebut banyak yang dari Australia. Termasuk, kedelai termasuk kedelai dari Brazil, lalu jagung yang dimakan orang Pekalongan pun mungkin masih impor dari Thailand," bebernya.
Maka dari itu, Panglima TNI dalam forum silaturahmi yang digagas Rais Aam Jamiya Ahlit Thariqah Al Mutabaroh (Jatman) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, yang juga 'Khodimul Maulid' di Kanzus Sholawat, itu menyerukan agar jamaah Thoriqoh menjadi barisan pertama menjaga stabilitas nasional. Ulama thoriqoh harus menolak paham yang tidak sejalan dengan cita-cita para pendiri bangsa.
Panglima TNI juga mengajak agar bangsa dan negara Indonesia memiliki kedaulatan dalam segala bidang, termasuk yang terpenting adalah kedaulatan pangan. "Mari kita wujudkan kedaulatan pangan. Kita hanya memiliki ketahanan pangan. Bukti beras swasembada
surplus 3 juta masih saja impor dari Vietnam," tukas Jenderal Moeldoko. Lebih lanjut Panglima menambahkan, untuk mewujudkan semua harapan tersebut, maka perlu adanya dukungan komponen bangsa yang lain, khususnya Polri dan alim ulama yang merupakan elemen penting dalam memberikan kontribusi bagi terwujudnya Stabilitas Keamanan Masyarakat. "Stabilitas keamanan tidak bisa didapat secara instan tetapi perlu usaha keras dan kerjasama antara TNI, Polri dengan para alim ulama dan masyarakat pada umumnya," ungkapnya. (way)
Sumber : radarpekalonganonline.com
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
No comments:
Post a Comment