Thursday, February 6, 2014

[batavia-news] Panglima TNI Berpesan Untuk Tolak Faham Liberalisme

 

res : Apakah Moeldoko menolak faham neo-Liberasime  berhubung dengan pemilu dan apakah sebagai penganti faham neo-liberalisme akan diberlakukan faham ekonomi syariah? 
 
 

Panglima TNI Berpesan Untuk Tolak Faham Liberalisme

Muhammad Dasuki
5 Feb 2014 06:04:50
Panglima TNI Berpesan Untuk Tolak Faham Liberalisme
Panglima TNI Moeldoko (Foto: Muhammad Dasuki)
 
 
Semarang, Aktual.co — Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengajak Jam'iyyah Ahlit Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (Jatman) yang dipimpin Habib Luthfi bin Ali bin Yahya untuk menolak paham neoliberalisme. Faham neoliberalisme tersebut dapat mengancam kedaulatan dan ketahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hal tersebut dipaparkan Panglima TNI Jenderal Moeldoko pada silaturrahim TNI/ Polri dan Ulama se-Indonesia dalam rangka wawasan kebangsaan bertemakan "Peran Ulama, TNI, Polri dalam menjaga kedaulatan Indonesia", di Convention Hall Mandirin Grand Sahid Pekalongan, Selasa (4/2).

Dia menjelaskan, bahwa paham liberalisme merupakan sebuah mekanisme ekonomi yang sepenuhnya diserahkan pada pasar bebas dunia. Hal tersebut tidak sejalan iklim geopolitik ekonomi Indonesia yang menganut paham demokrasi pancasila.

Ironisnya, kini paham neoliberal sudah tidak digunakan lagi oleh USA, dan China yang menganut paham komunisme. Sebaliknya, Indonesia masih menganut paham liberal.

Mulanya paham neoliberalisme yang dianut Amerika Serikat dan China. Namun, paham tersebut sudah tidak sejalan sistem demokrasi Amerika Serikat dan China.

Sementara, Panglima TNI memotret kedudukan Indonesia masih menganut paham neoliberalisme. Padahal paham itu tidak lagi cocok dengan iklim geopolitik-ekonomi, sehingga akan mengancam NKRI.

Menghadapi tantangan globalisasi, sambung dia, dapat dilakukan melalui pendekatan good goverment dengan tiga pendekatan, yakni state, civil society, dan local wisdom (kearifan lokal).

Dalam paparannya, Panglima TNI kondisi potret Indonesia yang tidak konsisten dengan demokrasi pancasila. Semisal saja, konsumsi garam yang diproduksi dari Madura, dibuktikanya Indonesia masih melakukan impor dari negara Brazil.

"Apakah garam dari Madura asli dari madura ?. Semuanya impor dari negera penghasil garam. Termasuk kedelai dan jagung yang dikonsumsi orang Pekalongan, masih saja impor dari negara Thailand," ucap dia.

Dia menyerukan agar jamaah Thariqoh menjadi barisan pertama menjaga stabilitas nasional untuk menolak paham yang tidak sejalan dengan pendiri bangsa. Jamaah thariqah harus memberikan semangat yang kuat kepada rakyat dan bangsa ini.

"Bangsa ini tidak lagi konsekuensi. Mari kita menjadikan kedaulatan pangan. Kita hanya memiliki ketahanan pangan. Bukti beras swasembada surplus 3 juta masih saja impor dari Vietnam," ujar dia.

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment