Wow...11 Capres Demokrat Tidak Dilirik Masyarakat
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) bikin kader Partai Demokrat (PD) kebakaran jenggot.
Hasil penelitian yang dirilis di Jakarta, Minggu (2/2), menempatkan partai itu pada kategori partai kelas bawah, partai kecil, karena hanya mendapat dukungan 4,7 persen suara.
Ironisnya, elektabilitas 11 calon presiden (capres) Konvensi Partai Demokrat jauh di bawah capres lainnya, apalagi jika disandingkan dengan Joko Widodo.
Dalam bahasa LSI, para capres andalan Partai Demokrat yang berjumlah 11 orang itu ternyata tidak dilirik masyarakat. Lho...kok bisa?
Bukankah selama ini para kader Partai Demokrat membangga-banggakan 11 capres mereka bisa menggusur semua kandidat lain jika nanti bertarung pada Pilpres 2014?
Menurut Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Adjie Alfaraby, 11 nama peserta konvesnsi capres Partai Demokrat) memiliki elektabilitas yang sangat rendah di mata masyarakat.
Dahlan Iskan, misalnya, berdasarkan survei LSI yang dilakukan pada 6-16 Januari 2014 lalu hanya memperoleh suara 2,5 persen.
"Peserta konvensi Partai Demokrat tidak kuat. Ketokohan partai juga tidak kuat mengangkat pamor PD, karena capres konvensi suaranya di bawah 5 persen," jelas Adjie saat menggelar konfrensi pers 'Pemerintahan Golkar atau Pemerintahan PDI-P?' Di Jakarta, Minggu (2/2).
Begitu juga nama tokoh lain capres dalam konvensi PD, seperti Pramono Edi Wibowo, dukungan suaranya hanya menembus angka 2,1 persen, Marzuki Ali 2,0 persen, sedangkan Gita Wiryawan, Irman Gusman, Anies Baswedan, Sarundajang, Hayono Isman, Dino Patti Djalal dan Sutarto kurang dari 2 persen.
"Partai Demokrat terancam merosot di bawah 5 persen. Sulit sekali kita bayangkan kapan akan bangkit," tegasnya.
Kasus korupsi yang mendera sejumlah kader potensial PD diyakini menjadi penyebab utama merosotnya elektabilitas partai.
Anomali
Hasil survei LSI ini mengingatkan akan pernyataan Menteri BUMN, Dahlan Iskan beberapa waktu lalu bahwa jika Jokowi maju capres, sebaiknya semua capres lainnya mundur.
"Semua calon Presiden dan yang ingin menjadi Presiden harus berpikir ulang untuk maju, karena ada fenomena baru bahwa Jokowi akan menjadi calon Presiden dari Ibu Mega," kata Dahlan, usai menghadiri peluncuran buku berjudul: "Antara Pasar dan Politik BUMN, di bawah Dahlan Iskan" di Gedung Arsip Nasional, Jakarta, Selasa (4/6/2013).
Dahlan saat itu memberi tanggapan soal semakin memanasnya suhu politik, terutama terkait siapa yang akan menjadi pemimpin di negeri ini.
Awalnya, Dahlan hanya ditanya wartawan soal melonjaknya peringkat dirinya dalam sejumlah survei untuk dijagokan sebagai Capres 2014.
Juga ditanya seputar kesiapan dirinya untuk menjadi capres dan peluangnya jika dipasangkan dengan Jokowi.
Namun dengan gayanya yang ramah kepada media, Dahlan langsung mengelak pertanyaan-pertanyaan yang dicecar kepadanya.
"Itu tadi, sekarang fenomenanya adalah menghabiskan uang untuk maju jadi capres. Jadi kalau ada yang mau maju, lebih baik pikir-pikir ulang, dari pada buang duit," ujarnya singkat.
Tetapi ironis, kenapa Dahlan Iskan masih juga ngotot maju dalam Konvensi Capres Partai Demokrat, kalau sudah memprediksi Jokowi akan menang? Ini anomali politik yang perlu dijawab oleh Dahlan Iskan sendiri. [L-8
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
No comments:
Post a Comment