Wednesday, November 13, 2013

[batavia-news] Membongkar Skenario Kecurangan Pemilu 2014

 

 
Membongkar Skenario Kecurangan Pemilu 2014
Sigit Wibowo | Rabu, 13 November 2013 - 18:07 WIB
: 163


(dok/ist)
Ilustrasi.
Karut-marut DPT harus dibereskan jika ingin pemilu jujur dan adil.

JAKARTA — Kisruh daftar pemilih tetap (DPT) akan senantiasa dipelihara Komisi Pemilihan Umum (KPU) hingga hari pelaksanaan pemilu legislatif pada 9 April 2013.

Meskipun sempat tiga kali ditunda pengumuman DPT, tetap saja menyisakan masalah sebanyak 10,4 juta DPT yang tidak memiliki nomor induk kependudukan (NIK). Jumlah ini belum terhitung pemilih ganda, pemilih siluman, dan pemilih di bawah umur yang akan marak ditemukan jelang hari pencoblosan.

Anggota KPU Ferry Kurnia Rizkiansyah akhir pekan lalu menegaskan, pihaknya tidak akan bermain-main dengan masalah DPT. Ia ingin sekali menepis penilaian masyarakat bahwa ada rekayasa dalam penyusunan DPT untuk kepentingan partai politik tertentu. "Tidak ada ruang bagi rekayasa DPT," ujar Ferry.

Klaim ini sama tidak meyakinkannya dengan pernyataan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi yang menyatakan e-KTP tidak ada hubungannya dengan kekacauan DPT. Gamawan mati-matian mengklaim ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan mampu bekerja sesuai dengan perintah UU.

Karut-marut DPT dimulai dari proyek e-KTP senilai Rp 5,9 triliun yang penuh dengan aroma korupsi yang diduga melibatkan Gamawan Fauzi dan perusahaan-perusahaan pemenang tender, seperti yang disampaikan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin.

Proyek e-KTP menurut pengakuan Nazaruddin juga mengalami intervensi dari Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi. Hampir tak ada masyarakat yang menyangkal bahwa Sudi adalah tangan kanan Presiden SBY yang juga merupakan Ketua Umum Partai Demokrat.

Data e-KTP yang bermasalah inilah yang kemudian menghasilkan DP4 (daftar penduduk potensial pemilih pemilu). Di sinilah terjadi kekacauan data, e-KTP yang bermasalah menghasilkan DP4 yang bermasalah karena memang kondisi seperti inilah yang tampaknya ingin diciptakan dan dipelihara.

Diciptakan zona abu-abu, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), KPU, dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk saling melempar tanggung jawab dan masing-masing pihak mengklaim telah bekerja secara maksimal.

"DPT bermasalah ini diduga digunakan untuk kepentingan mempertahankan rezim yang berkuasa pada Pemilu 2014," kata Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristianto menanggapi karut-marut DPT.

Pernyataan Hasto ini bukan tanpa alasan karena di Provinsi Jawa Barat saja ditemukan pemilih ganda dalam DPT sebanyak 4,39 juta. Besar kemungkinan Provinsi Jawa Timur, Banten, dan sejumlah provinsi di Indonesia Timur akan menjadi lumbung pemilih ganda, pemilih fiktif, ataupun pemilih di bawah umur.

Masyarakat masih ingat kemenangan dengan angka mencengangkan yang mencapai lebih dari 90 persen pada Pemilu 2009 oleh salah satu pasangan capres-cawapres terjadi di provinsi, seperti Papua, Aceh, dan wilayah-wilayah lain yang memiliki kondisi geografis terisolasi. Hal serupa bukan tidak mungkin akan kembali terjadi pada Pemilu 2014.

Rekayasa kecurangan pemilu kemungkinan besar akan mengandalkan provinsi-provinsi yang suaranya gemuk, provinsi yang memiliki letak terpencil di Indonesia, dan juga pemilih luar negeri.

Pemilu legislatif untuk pemilih luar negeri dilakukan pada 8 April dan penghitungan suara dilakukan pada 9 April. Jeda waktu satu hari ini akan membuka peluang terjadinya kecurangan, seperti penukaran kertas suara dan manipulasi suara pemilih.

Tak mengherankan jika KPU menggandeng Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg), lembaga badan intelijen yang langsung di bawah kendali Presiden SBY.

Amat ironis jika Lemsaneg ikut mengurus data pemilu, sedangkan badan-badan intelijen Australia dan Amerika Serikat secara bebas melakukan penyadapan. Lembaga-lembaga intelijen mengalami disorientasi karena sibuk mengamankan kepentingan pemerintah yang berkuasa dan bukan mengamankan kepentingan kedaulatan NKRI.

Terbuka Peluang

Pemilu dengan kondisi DPT yang karut-marut ini tak menutup kemungkinan Partai Demokrat akan meraup suara minimal 14 persen pada Pileg 9 April nanti. Jika total DPT mencapai sekitar 186 juta pemilih maka partai pimpinan SBY ini akan bisa meraup minimal 26 juta pemilih.

Direktur Eksekutif Institut Ekonomi Politik Soekarno-Hatta, Hatta Taliwang menyatakan dengan kekacauan DPT yang terus terjadi maka ia memprediksi Partai Demokrat sedikitnya akan memperoleh antara 26-28 juta suara pada pileg.

"Meskipun masyarakat mengenal Partai Demokrat sebagai partai politik paling korup, target suara sebesar 15 persen dalam pileg bukanlah hal mustahil," kata Hatta.

Ia memperkirakan partai politik besutan SBY ini mungkin akan mendulang suara dari pemilih ganda ataupun pemilih siluman.

Sepanjang kisruh DPT ini tak diselesaikan KPU dan Bawaslu, Partai Demokrat bisa menjadi kuda hitam dalam Pemilu 2014. Tiga partai politik yang terutama akan terancam perolehan suaranya dengan kondisi kekacauan DPT, yakni PDIP, Golkar, dan Gerindra.

Jika DPT tidak karut-marut, menurut Hatta, suara Partai Demokrat diperkirakan tidak akan melebihi 9 persen dan ini terpotret dari hasil yang dirilis berbagai lembaga survei.

Mantan politikus PAN ini memberikan alasan saat SBY diusung menjadi capres 2004 Partai Demokrat hanya meraih 7 persen. Padahal sosok SBY yang memesona sebagai hasil politik pencitraan, sangat populer pada saat itu.

Pada pemilu 2014 ini SBY sudah tidak bisa maju sebagai capres dan tidak ada sosok yang populer di tubuh Partai Demokrat sehingga tidak ada daya tarik bagi para pemilih. Saat ini citra Partai Demokrat sebagai partai terkorup masih melekat di mata publik dan SBY dinilai sebagai presiden yang tidak tegas dan jujur.

Pemilu 2014 ini seharusnya menjadi transisi kekuasaan yang damai dan demokratis sehingga rekayasa kecurangan sistematis dengan cara apa pun akan mudah tercium masyakarat. Hal ini mengingat rakyat sudah semakin cerdas dan kritis sehingga tak ada pilihan lain, segala skenario kecurangan harus dibongkar.

Semua pihak yang mencintai Republik Indonesia tentu akan menerima hasil Pemilu 2014 sepanjang hasilnya sesuai dengan suara rakyat. Jika Pemilu hanya melahirkan kecurangan untuk melanggengkan kekuasaan maka keutuhan bangsa dan negaralah yang akan dipertaruhkan.

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment