Wednesday, February 12, 2014

[batavia-news] Golkar atau PDI-P Memerintah

 

 

Golkar atau PDI-P Memerintah

SURVEI LAGI: Peneliti LSI Network Adjie Alfaraby (kanan) didampingi Moderator Fitri Hari (kiri) saat memaparkan hasil survei nasional dengan temaSURVEI LAGI: Peneliti LSI Network Adjie Alfaraby (kanan) didampingi Moderator Fitri Hari (kiri) saat memaparkan hasil survei nasional dengan tema"2014: Pemerintahan Golkar atau Pemerintahan PDIP?" di kantor LSI, Jakarta, Minggu (2/2/2014).
 

JAKARTA – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) kembali merilis hasil surveinya di Jakarta. Dalam surveinya, LSI menemukan elektablitas Partai Golkar dan PDIP berada pada posisi satu-dua jauh mengungguli partai penguasa, yakni Partai Demokrat. Anjloknya elektabilitas Partai Demokrat membuka peluang Golkar dan PDIP menjadi dua partai besar yang akan memimpin pemerintahan 2014. Bahkan pemerintahan akan sangat kokoh jika kedua partai ini berkoalisi. Namun siapa akan memimpin?

Selain temuan tentang elektabilitas partai, LSI juga menyampaikan temuan elektabilitas capres dengan berbagai simulasi. Survei dilakukan 6 – 16 Januari 2014 menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden dengan margin of error sebesar +/- 2,9 persen. Survei dilaksanakan di 33 provinsi di Indonesia. "Salah satu temuan survei LSI adalah dukungan Partai Demokrat yang bahkan lebih kecil dari dukungannya sebagai partai baru ketika Pemilu 2004. Pada Pemilu 2004, Partai Demokrat memeroleh dukungan sebesar 7. 45 persen. Tapi kini, elektabilitas partai ini tenggelam hingga di bawah 5 persen," ungkap peneliti LSI Adjie Alfaraby di Jakarta, Minggu (2/2).

Apa yang membuat partai besutan SBY ini terus terpuruk? Ternyata tak hanya elektabilitas partainya, survei LSI juga mengonfirmasi bahwa para kandidat capres konvensi pun tak populer dan lemah elektabilitasnya. Para capres Demokrat hanya memeroleh dukungan di bawah 5 persen jika disanding dengan capres-capres partai lain. Di papan atas, Partai Golkar dan PDIP justru kokoh sebagai calon partai pemenang Pemilu 2014. Kini, hanya Golkar dan PDIP yang bersaing memimpin pemerintahan baru 2014-2019. "Demokrat terlempar dari pertarungan ini. Pemerintahan 2014 adalah pemerintahan Golkar atau pemerintahan PDIP," katanya.

Meski masih kokoh, namun tren suara Partai Golkar cenderung menurun. Dua survei terakhir LSI (Oktober 2013 dan Januari 2014) menunjukkan tren penurunan dukungan ini. Pada survei LSI Maret 2013, dukungan Partai Golkar masih 22.2 persen. Oktober 2013 suara Golkar mengalami penurunan menjadi 20.4 persen. Kini, survei Januari 2014 dukungan Golkar 18.3 persen. Jika suara mengambang (30.1 persen) dibagi secara proporsional ke semua partai politik, maka prediksi suara adalah Partai Golkar sebesar 26.18 persen, PDIP 26.04 persen, Gerindra 12.45 persen, Demokrat 6.72 persen, Hanura 5.72 persen, PKB 5.29 persen, PPP 5.15 persen, PAN 4.72 persen, PKS 3.15 persen, Nasdem 2.86 persen, PBB 1.0 persen, dan PKPI 0.72 persen.

Bagaimana kekuatan dan persaingan capres 2014 nanti? Menurut Adjie, jika Jokowi tidak dicapreskan, maka Megawati, Aburizal Bakrie dan Prabowo Subianto akan bersaing ketat. Elektabilitas Megawati Soekarnoputri berkisar pada angka dukungan13.4 persen (dukungan terbawah) hingga 22.2 persen (dukungan teratas). Sementara elektabilitas Aburizal Bakrie (ARB) berkisar pada angka dukungan 11.5 persen hingga 21.3 persen. "Elektabilitas Prabowo Subianto berkisar pada angka dukungan 10.7 persen hingga 20.6 persen. Elektabilitas Wiranto 11.5 persen hingga 18.4 persen. Sementara, elektabilitas capres lain hanya di bawah 10 persen. Kalaupun dukungan Prabowo dan Wiranto cukup kuat, tapi keduanya masih kesulitan mendapatkan tiket capres karena elektabilitas partainya yang kurang," ungkap Adjie.

Jika Jokowi mencalonkan diri, sambung Adjie, Jokowi unggul dari semua kandidat. Dukungan terhadap Jokowi sebesar 22.3 persen (dukungan terbawah) hingga 35.6 persen (dukungan teratas). Dukungan Aburizal Bakrie 13.2 persen hingga 20.1 persen. Dukungan Prabowo 12.6 persen hingga 19.7 persen. Megawati adalah queen maker capres 2014. Apakah Jokowi maju atau tidak sangat tergantung pada keputusan Megawati sebagai ketua umum PDIP.

"Jika Megawati maju sebagai capres karena dirinya dan PDIP yakin masih punya potensi menang dan meneruskan dinasti Bung Karno. Namun Jokowi pun punya potensi dicapreskan PDIP. Pemilu 2014 berpotensi menjadi rezim PDIP atau rezim Golkar. Dalam pileg, Golkar masih di atas PDIP. Namun dalam capres, elektabilitas Megawati atau Jokowi (PDIP) yang di atas Aburizal Bakrie (Golkar)," ungkap Adjie. Dengan peluang Golkar atau PDIP sebagai partai pemenang pemilu, bagaimana posisi politik kedua partai ini? Apakah berkoalisi atau beroposisi?

Jika dilihat dari sejumlah survei terakhir LSI, kedua partai ini konsisten sebagai dua teratas partai peraih dukungan terbanyak. Dengan diperkuat survei Januari 2014, kedua partai ini hampir pasti menjadi partai terbesar. Pilihan berkoalisi antara kedua partai lebih realistis dibanding beroposisi. Jika koalisi kedua partai terjadi, maka kedua partai ini akan menguasai parlemen di atas 50 persen. (dil)

 

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup 
--------------
.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment