Filosofi udeng di KLB Partai Demokrat
Merdeka.com - Setiap peserta Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat kemarin diberikan kain berwarna biru yang diikat di kepala. Orang Bali menyebutnya dengan udeng.
Dari pengurus pusat sampai daerah, wajib menggunakan udeng. Kain untuk ikat kepala itu diberikan saat para peserta kongres mulai masuk dalam ruangan. Mereka kemudian diberi udeng satu per satu oleh panitia.
Bagi orang Bali, setiap orang yang sudah menggunakan udeng pantang untuk saling berbeda pendapat. Niatnya harus lurus satu tujuan.
Filosofi itulah yang ingin diambil oleh Partai Demokrat. Berjalan lancar, tanpa ada perbedaan.
"Peserta DPD dan DPC dikasih udeng, apa maknanya, itu adalah filosofi orang Bali. Mengikat kain di kepala. Jangan sampai pemikirannya bercabang, tidak ke mana-mana," kata Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sabtu (30/1).
Rupanya, filosofi udeng berhasil. KLB yang diperkirakan berjalan panas, kenyataannya berjalan adem ayem. Semua pengurus kompak mendukung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi ketua umum.
+++++
Ketum baru, 'kapal' Partai Demokrat akan tetap karam
Merdeka.com - Demokrat menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) di Bali untuk menunjuk ketua umum partai berlambang Mercy ini menggantikan Anas Urbaningrum. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disebut-sebut akan memegang jabatan tersebut.
Sekretaris Departemen HAM DPP Partai Demokrat Rachland Nashidik mengatakan jika simpati pemilih dan elektabilitas politik tidak bisa dipulihkan, maka 'kapal' Demokrat akan tetap karam usai KLB meski ketua umumnya telah diganti.
"Partai Demokrat, jika diibaratkan sebagai kapal ini tetap karam kendati nakhodanya sudah diganti. Hal ini yang tidak diharapkan semua kader partai yang sedang ikut KLB di Bali," kata Rachland di Denpasar seperti dilansir Antara, Jumat (29/3).
Rachland menjelaskan, Demokrat dinilai publik antidemokrasi karena semua posisi ketua di dalam partai dijabat seorang patron yang sama. Patronisasi jelas tergambar pada napas aktivitas partai penguasa itu.
"PD dinilai tidak mempedulikan etika dan persepsi publik karena etalase politiknya tidak berubah. Pengurusnya tetap di isi figur-figur yang dinilai publik tidak baik. Entah bermasalah hukum atau personalitas politiknya yang terlanjur dinilai buruk," katanya.
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
No comments:
Post a Comment