Penarikan Dubes RI Direspons Serius
[CANBERRA] Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, Selasa (19/11), menyatakan negaranya menanggapi serius penarikan duta besar (Dubes) Indonesia untuk Australia terkait skandal penyadapan intelijen.
Pemerintah Indonesia menarik Dubes Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, sebagai bentuk protes keras terkait penyadapan intelijen Australia terhadap telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), istrinya Ani Yudhoyono dan pejabat tinggi Indonesia. Nadjib meninggalkan Canberra, Senin (18/11), dan kembali ke Jakarta.
"Kami (pemerintah Australie, red) sangat peduli dengan reaksi Indonesia dan menanggapinya dengan serius, tapi saya tidak akan berkomentar tentang masalah intelijen," kata Bishop, kepada pers, di sela-sela kunjungannya di India, Selasa.
Mantan Asisten Sekretaris Amerika Serikat (AS) untuk Asia Tenggara dan Pasifik, Kurt Campbell, menilai penarikan Dubes Indonesia untuk Australia adalah "masalah serius dan signifikan".
"Saya khawatir Australia dan Indonesia akan mengalami hubungan bilateral yang tidak nyaman selama beberapa bulan ke depan. Ini akan menjadi tantangan berat bagi Perdana Menteri Tony Abbott dalam menjalankan strategi bagaimana menjaga relasi dengan Indonesia," kata Campbell, seperti dikutip ABC.
Sementara Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, mengatakan bahwa penarikan Dubes Australia akan dilakukan sampai ada komitmen yang jelas dari pemerintah Australia mengenai skandal penyadapan tersebut.
"Dalam jangka pendek, ini bukan saat yang baik dalam hubungan Indonesia-Australia," kata Marty, di Jakarta, Senin.
Pada hari yang sama, Marty juga memanggil Dubes Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty, untuk meminta penjelasan kembali mengenai masalah penyadapan yang dilakukan terhadap Presiden SBY, Ani Yudhoyono dan pejabat tinggi Indonesia.
Kedutaan Besar (Kedubes) Australia menyatakan Moniarty menanggapi serius catatan pembicaraan dengan Menlu Marty dan akan menyampaikannya kepada pemerintah Australia.
"Kami sangat memperhatikan isu yang berkembang terkait masalah penyadapan dan akan segera melaporkannya kepada Pemerintah Australia," demikian pernyataan resmi Kedubes Australia yang dikutip CNN.
Penjelasan
Sementara itu, Dubes Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, mengatakan tidak tahu berapa lama akan meninggalkan Australia. Dia hanya memenuhi permintaan Pemerintah Indonesia untuk segera meninggalkan Australia terkait dengan masalah penyadapan yang dilakukan terhadap Presiden SBY, Ani Yudhoyono dan pejabat tinggi Indonesia.
Nadjib mengungkapkan, untuk saat ini layanan di Kantor Kedubes NKRI di Canberra masih berjalan seperti biasa dan belum ada instruksi lebih lanjut dari pemerintah Indonesia pascapenarikan dirinya.
Nadjib berharap masalah yang terjadi antara Australia dan Indonesia dapat diselesaikan melalui diplomasi. "Saya rasa penjelasan baik dari pemerintah Australia akan menyelesaikan masalah ini," ujar Nadjib. [AP/CNN/AFP/J-9]
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
No comments:
Post a Comment