Krisis RI-Australia, TNI Tarik F-16 dari Darwin
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Moeldoko. TEMPO/Dasril Roszandi
PRIHANDOKO
+++++
http://www.tempo.co/read/news/2013/11/20/090531127/Australia-Berikan-Hibah-Rp-57-Triliun-Tiap-Tahun
Australia Berikan Hibah Rp 5,7 Triliun Tiap Tahun
TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan Indonesia dan Australia yang memanas gara-gara skandal penyadapan memunculkan hitung-hitungan untung-rugi. Siapa untung, siapa buntung.
Salah satunya adalah ihwal bantuan yang selama ini diberikan Australia kepada Indonesia. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana mengatakan, hibah yang diberikan oleh Australia kepada Indonesia mencapai lebih dari US$ 500 juta atau Rp 5,7 triliun setiap tahun.
Jumlah itu, menurut Armida, merupakan hibah terbesar dari luar negeri yang diberikan kepada Indonesia. Selain hibah, kerja sama Indonesia dan Australia juga dilakukan dalam bentuk pembangunan. "Mulai dari SDM hingga infrastruktur," kata Armida, Rabu, 20 November 2013 usai menghadiri acara lokakarya transportasi di kantornya.
Menurut Armida, semua kerja sama umumnya sudah memiliki kerangka lima tahunan. Salah satu kerja sama yang rutin dilakukan, kata Armida, adalah pertukaran pelajar. Bahkan Australia juga mengusulkan program pendidikan baru yaitu pengiriman pelajar mereka ke Indonesia.
Pada Selasa, 19 November 2013, harian ABC dan The Guardian Australia memuat dokumen yang menyebut bahwa intelijen Australia menyadap telepon milik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta sembilan orang lainnya, termasuk istri, penasihat, dan beberapa menteri, selama 15 hari pada Agustus 2009. Dokumen tersebut berasal dari bekas kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), Edward Snowden.
Menanggapi isu tersebut, Armida mengatakan bahwa kerja sama yang ada sekarang akan tetap berlanjut karena merupakan paket kerja sama lima tahunan sejak 2008. Sedangkan tahun 2014 mendatang merupakan masa transisi. "Tahun 2014, kita punya pemerintahan baru, mereka juga baru saja memiliki perdana menteri yang baru. Untuk itu harus ada pembicaraan ulang untuk jangka waktu lima tahun mendatang."
Ditanya tentang langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akan mengevaluasi kerja sama dengan Australia, Armida mengatakan dia akan menunggu keputusan pemerintah pusat. "Intiny, untuk tahun 2014-2019 belum ada pembicaraan dan baru akan dibicarakan."
FAIZ NASHRILLAH
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
No comments:
Post a Comment