Negara Gagal Jamin Kebebasan Beragama
JAKARTA, suaramerdeka.com - Pada tahun 2013 lalu pemerintah dinilai gagal memberikan jaminan dan perlindungan kebebasan beragama dan berkeyakinan.
Berdasarkan catatan Setara Institute pada 2013 terjadi 222 peristiwa dan 292 tindakan pelanggaran terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan. Jawa Barat adalah tempat paling banyak terjadi peristiwa dan tindakan tersebut.
"Negara gagal karena pejabat dan aparaturnya masih saja menjadi bagian dari pelanggaran terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan. Jawa Barat adalah tempat terbanyak terjadinya pelanggaran kebebasan beragama dengan 80 peristiwa pada 2013," kata Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos saat memaparkan laporan Setara Institute tentang Kondisi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan pada 2013, di Gallery Cafe Taman Ismail Marzuki, Kamis (16/1).
Menurut Bonar, negara melalui institusi dan aparaturnya, selama 2013 telah menyumbang 117 tindakan pelanggaran terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan.
Secara persentase, yang berupa tindakan langsung (by commission) sebanyak 88,9 persen, tindakan pembiaran (by omission) 9,4 persen dan berupa pembuatan peraturan yang melanggar kebebasan beragama dan berkeyakinan sebesar 1,7 persen.
"Paling banyak negara melakukan diskriminasi, yaitu terjadi 21 tindakan selama 2013. Yang kedua adalah pembiaran aparat negara, terhadap tindakan kelompok masyarakat yang melakukan tindakan yang melanggar kebebasan beragama dan berkeyakinan," kata dia.
Pada 2013, Jemaat Ahmadiyah merupakan pihak yang paling sering mengalami pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan. Mereka mengalami 59 pelanggaran, dan Syi'ah mengalami 23 pelanggaran.
Dalam kesempatan yang sama peneliti Setara Institute, Halili mengatakan pejabat negara yaitu Menteri Agama Suryadharma Ali telah gagal menjadi representasi negara yang mengayomi seluruh kelompok agama dan keyakinan yang ada di bangsa yang majemuk ini.
Dalam berbagai pernyataannya justru menunjukkan bahwa Menag adalah anti ke bhinneka an yang ada di negeri ini.
"Pada penanganan kasus Syi'ah di Sampang Madura, Menag meminta pengikut Syi'ah bertobat dan segera kembali ke ajaran Islam yang benar. Pernyataan Menag ini tidak hanya memporakporandakan rancangan dan arah rekonsiliasi yang bersifat kultural untuk sama-sama bisa eksis serta hidup berdampingan secara damai. Pernyataan ini juga menunjukkan bahwa Menang tidak bisa menerima keberadaan minoritas," papar Halili.
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
No comments:
Post a Comment