Polri Kaji Ulang Polwan Berjilbab

dok / SH

Ilustrasi.

Saat ini hanya polwan di Polda Aceh yang diharuskan memakai jilbab.

BANDA ACEH - Hingga saat ini, polisi wanita (polwan) memakai jilbab masih menimbulkan pro dan kontra. Bahkan, Mabes Polri masih mengkaji terkait boleh tidaknya polwan yang beragama Islam menutup kepala mereka dengan jilbab.

Kapolri Jenderal Sutarman, saat berkunjung ke Aceh, Rabu (15/1) menyebutkan, hingga saat ini jajaran Polri masih mengkaji terkait jilbab bagi polwan.

"Kami akan tinjau kembali kebijakan jilbab untuk polwan. Ini karena ada polwan di beberapa daerah sudah memakai jilbab, tetapi ada juga yang belum sangggup membeli jilbab," ujar Sutarman.

Ia mengaku, hingga saat ini jilbab dan baju polisi perempuan belum seragam sehingga harus dipikirkan kembali agar seragam. "Makanya harus ditinjau kembali sehingga semua seragam karena saat ini ada polwan yang sudah memakai jilbab," ujarnya.

Sutarman juga mengatakan, saat ini hanya polwan di Polda Aceh yang diharuskan memakai jilbab sehingga semua pihak harus mendukungnya. "Sekarang polwan Aceh sudah ditetapkan memakai jilbab sehingga semua harus mematuhinya," ujar Kapolri.

Sementara itu, salah seorang pemuka agama di Aceh, Teungku Imran menyebutkan, rencana pengkajian ulang jilbab untuk polwan oleh Polri hanya alasan. Ini karena jika ingin membolehkan polwan berjilbab, tinggal melihat seragam polisi di Aceh.

"Di Aceh, polwan memakai jilbab. Tidak hanya polwan, TNI yang perempuan juga berjilbab, tidak ada masalah dengan seragam atau tidak," tutur Teungku Imran.

Menurut Teungku Imran, polwan yang berjilbab bisa memakai baju lengan panjang dan memakai celana panjang. Dengan seperti itu, kehormatan polwan juga akan tetap terjaga. "Sebenarnya Polri tinggal mengikuti seragam Polda Aceh yang telah lebih dulu polwan diharuskan memakai jilbab," Imran menyebutkan.

Terkait masalah anggaran untuk pengadaan jilbab bagi polwan, menurut Teungku Imran, jika Polri tidak menyediakan anggaran untuk jilbab juga bukan masalah. Polwan dapat membelinya sendiri, tinggal Polri membuat aturan bentuk dan warna jilbab.

"Polwan yang ingin memakai jilbab tentu tidak akan mempermasalahkan jika harus membeli sendiri. Harganya pun tidak mahal, tidak sampai Rp 100.000," Teungku Imran melanjutkan.
Amankan Pemilu

Sutarman melakukan kunjungan kerja ke Aceh untuk pertama kalinya setelah menjadi Kapolri. Kunjungan ini dalam rangka meninjau kesiapan polisi di Aceh memberikan pengamanan untuk Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan dilaksanakan pada April.
   
"Saya berharap kondisi di Aceh bisa lebih baik, khususnya di sektor keamanan menjelang Pemilu 2014. Kami juga telah mempersiapkan 10.000 personel polisi untuk mengamankan pelaksanaan pemilu di Aceh. Diharapkan dengan keamanan yang kondusif, masyarakat dapat dengan nyaman memberikan suara," kata Sutarman.

Ia mengaku, jika 10.000 polisi yang dikerahkan untuk mengamankan pemilu belum mencukupi, Mabes Polri akan mempersiapkan kekuatan pendukung. "Namun, hingga saat ini, belum terlihat adanya tanda-tanda kerusuhan yang cukup mengkhawatirkan menjelang Pemilu di Aceh," Sutarman menambahkan.

Sutarman juga mengharapkan semua pemangku kebijakan dan kelompok masyarakat di Aceh agar menghindari terjadinya kerusuhan karena hal tersebut akan merugikan Aceh. "Kalau di Aceh terjadi kerusuhan, yang rugi masyarakat Aceh sendiri," tuturnya.