res : Bukan saja angka partisipasi pemilih dan Pilpres akan menurun tetapi juga pada Pemilu, karena semua partai politik tidak ada yang bersih dari korupsi.
Insis: partisipasi pemilih dalam Pilpres akan menurun
Minggu, 12 Januari 2014 15:18 WIB | 2960 Views
"Sebanyak 51,3 persen responden menyatakan akan menggunakan hak pilihnya di Pilpres 2014. Angka itu menurun dibandingkan Pilpres 2009 sebesar 72,10 persen," kata peneliti Insis Mochtar W Oetomo di Jakarta, Minggu.
Menurut hasil survei dengan metode multistage random sampling yang dilakukan pada 1.070 responden di 34 provinsi pada 4 Desember 2013 hingga 8 Januari 2014 itu, sebanyak 10,46 persen responden menyatakan tidak akan menggunakan hak pilihnya.
Sementara 38,22 persen responden lainnya tidak menjawab pertanyaan dalam survei yang dilakukan dengan wawancara tatap muka berpedoman pada kuesioner tersebut.
"Pertanyaan diajukan sebelum responden memiliki referensi nama tokoh nasional atau sebelum pertanyaan soal popularitas diajukan kepada responden," kata Mochtar.
Menurut dia, sebanyak 59,9 persen responden menjawab tidak tahu ketika penyurvei menanyakan alasan mereka akan menggunakan atau tidak menggunakan hak pilih pada Pilpres 2014.
Sementara 9,06 persen responden, menurut dia, akan memilih karena menginginkan perubahan, 8,31 persen memilih karena kewajiban sebagai warga negara, dan 8,13 persen memiliki kesadaran bahwa mereka punya hak pilih.
"Sebanyak 6,07 persen responden menilai ingin menyukseskan pilpres, sebanyak 4,29 persen memilih untuk perkembangan demokrasi, dan 4,2 persen akan melihat situasi nanti," ujarnya.
Terus turun
Mochtar menjelaskan, tingkat partisipasi pemilih dalam Pilpres terus menurun sejak 2004. Pada Pilpres 2004 putaran pertama, partisipasi pemilih sampai 78 persen dan turun menjadi 75 persen pada putaran kedua.
"Lalu di Pilpres 2009 tingkat partisipasi pemilih sebanyak 72,10 persen," katanya.
Partisipasi warga dalam pemilihan umum juga terus menurun setelah reformasi. Tahun 1999 partisipasi dalam pemilu sampai 92,74 persen, lalu turun menjadi 84,07 persen pada 2004 dan tahun 2009 turun lagi jadi 79 persen.
Menurut dia, partisipasi politik dalam negara demokrasi merupakan indikator implementasi penyelenggaraan kekuasaan negara tertinggi yang sah oleh rakyat.
"Jika tingkat partisipasi terus menurun maka menjadi peringatan dini bagi perkembangan demokrasi Indonesia," ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa partai politik berperan penting dalam upaya meningkatkan partisipasi warga dalam pemilihan umum.
"Bola terbesar di parpol, dengan memperbaiki kinerja, memperbaiki prilaku dan melahirkan serta menawarkan tokoh alternatif," ujarnya.
__._,_.___
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
http://groups.yahoo.com/group/batavia-news
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
to Subscribe via email :
batavia-news-subscribe@yahoogroups.com
----------------------------------------
VISIT Batavia News Blog
http://batavia-news-networks.blogspot.com/
----------------------------
You could be Earning Instant Cash Deposits
in the Next 30 Minutes
No harm to try - Please Click
http://tinyurl.com/bimagroup
--------------
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment